Wednesday, March 30, 2011

Produksi Minyak Nasional Harus Ditingkatkan Untuk Kurangi Beban

Dengan harga minyak yang kian tinggi, Indonesia seharusnya memaksimalkan produksi dengan cara memaksimalkan sumur-sumur minyak dan gas yang ada. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara dari sektor minyak dan gas.

Demikian paparan Direktur Energy and Power System Frost and Sullivan Asia Pasifik, Subramanya Bettadapura, dalam temu media bertema ”Prediksi Industri Energi Indonesia 2011”, Rabu (30/3) di Jakarta.

Namun, produksi minyak mentah siap jual atau lifting di bawah target APBN 2011. Menurut data Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, per 24 Maret realisasi lifting 883.000 barrel per hari. Ini berarti baru 91 persen dari target dalam APBN 2011, yakni 970.000 barrel per hari.

Meski demikian, Menteri Keuangan Agus AM Martowardojo mengatakan, APBN 2011 terselamatkan karena penerimaan negara dari sektor migas tidak hanya bertopang pada penjualan minyak mentah. ”Kita juga memproduksi gas dan kondensat yang lifting-nya naik,” ujarnya.

Dengan patokan harga minyak mentah Indonesia (ICP) 80 dollar AS per barrel, tiap penurunan 10.000 barrel dari target lifting akan menekan penerimaan negara hingga Rp 2,7 triliun. ”Jika penurunan rata-rata lifting 2011 nantinya lebih dari 20.000 barrel per hari, pemerintah harus menambahnya dengan peningkatan defisit, kecuali jika menghemat belanja,” kata anggota Komisi VII DPR, Romahurmuziy.

No comments:

Post a Comment