Menurut Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan, dalam rapat dengar pendapat Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (22/3) di Jakarta, tujuh provinsi itu adalah, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
Tujuh provinsi itu memiliki rasio elektrifikasi relatif rendah yakni pada kisaran 30-50 persen. Rendahnya rasio elektrifikasi itu menghambat pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan. Oleh karena itu, perseroan tersebut berencana meningkatkan rasio elektrifikasi di tujuh provinsi itu menjadi 60-70 persen.
Peningkatan rasio elektrifikasi di sejumlah provinsi itu dinilai tidak akan berpengaruh signifikan terhadap rasio elektrifikasi atau kondisi kelistrikan nasional. ”Yang paling berpengaruh adalah sistem Jawa-Bali. Meski demikian, tentu tidak baik jika masih ada kabupaten dan provinsi yang belum teraliri listrik,” ujarnya.
Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PT PLN Murtaqi Syamsudin menambahkan, perseroan itu sedang memfokuskan pada pembangunan kelistrikan di sejumlah provinsi dengan rasio elektrifikasi rendah. ”Kami akan mendorong daerah lain juga memiliki rasio elektrifikasi di atas 60 persen seperti di Jawa dan Bali,” kata Murtaqi.
Hal itu akan dilakukan dengan membagikan lampu bertenaga surya dan membangun pembangkit listrik tenaga surya di 100 pulau. ”Pembangunan pembangkit tenaga surya ini untuk pulau-pulau kecil yang tidak mempunyai listrik, menggunakan mesin diesel, biaya penyediaan listriknya mahal,” kata Dahlan.
Upaya lain adalah penambahan daya pembangkit dari sejumlah pembangkit baru yang akan selesai tahun ini. Di regional Indonesia timur ada tambahan 10 pembangkit baru dengan total kapasitas 376 megawatt (MW). Hal itu antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kalsel Asam-asam (130 MW), PLTU Sulsel-Barru (100 MW), dan PLTU 2 Sulut-Amurang (50 MW).
Menurut Murtaqi, perseroan itu menargetkan penjualan listrik tahun ini 162.708 gigawatt hour (GWh). Dari total penjualan listrik itu, sebesar 124.468 GWh di antaranya di wilayah Jawa-Bali, dan untuk Indonesia timur hanya 12.600 GWh.
Tambahan daya tersambung tahun ini direncanakan 4.200 megavolt ampere (MVA), terutama untuk pelanggan industri, dan 3.142 MVA di antaranya untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali. Tambahan daya tersambung untuk Indonesia timur hanya 368 MVA. Dalam paparan kinerja PLN tahun 2010 disebutkan, total produksi listrik tahun lalu mencapai 169.785 GWh.
No comments:
Post a Comment