Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan di Jakarta, Minggu (27/3), mengatakan, ”Kita tidak boleh hanya melihat kehilangan peluang atas terhambatnya pasokan produk Jepang, seperti produk komponen, tetapi pelaku UKM harus melihat fenomena antrean warga Jepang untuk memperoleh bahan makanan merupakan peluang masuknya produk UKM.”
Menurut Syarifuddin, dukungan perbankan sangat diharapkan mendorong peningkatan usaha bagi UKM yang saat ini mencapai 52,76 juta unit. Pasar ekspor dapat didorong kalau UKM memang mempunyai akses kapasitas kemampuan ekspor. Apabila belum mampu, pasar domestik tetap memberikan andil besar yang menjadi peluang bagi UKM.
”Kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan tetap menjadi program pemerintah yang diandalkan untuk bisa mendukung UMKM,” kata Syarifuddin Hasan.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah per 21 Maret 2011, realisasi KUR mencapai Rp 5,223 triliun dengan jumlah debitor 406.240 nasabah. Secara rinci, BNI Rp 463,1 miliar, BRI Rp 3,47 triliun, Bank Mandiri Rp 300,9 miliar, BTN Rp 52,3 miliar, Bank Bukopin Rp 74,4 miliar, Bank Syariah Mandiri Rp 101,9 miliar, dan 13 bank pembangunan daerah (BPD) sebesar Rp 760,1 miliar. Secara kumulatif, kucuran KUR sejak tahun 2007 hingga Maret 2011 telah mencapai Rp 39,64 triliun dengan jumlah debitor 4,21 juta nasabah.
Menteri Perindustrian Moh S Hidayat, secara terpisah, mengatakan, secara umum industri kecil dan menengah (IKM) sampai saat ini masih mengalami kekurangan modal
No comments:
Post a Comment