Friday, March 25, 2011

Tender Terminal Kalibaru Dimulai Mei 2011

Pemerintah segera menender pembangunan Terminal Kalibaru Utara di Tanjung Priok, Jakarta, pada Mei 2011. Pada minggu pertama April 2011 dijanjikan pula rencana induk Tanjung Priok dituntaskan sebagai dasar pelaksanaan tender.

”Kalibaru Utara akan ditender pemerintah,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Sunaryo, Jumat (25/3) di Jakarta. Dengan gusar, Sunaryo menekankan bahwa tender terminal baru ada di tangan pemerintah.

Nilai proyek Terminal Kalibaru Rp 8,8 triliun, seluas 77 hektar dan berkapasitas 1,8 juta setara 20 kaki unit (twenty foot equivalent units/TEUs). Kalibaru diperuntukkan bagi peti kemas. Terminal ini harus dibangun karena 2014 kapasitas peti kemas Tanjung Priok tak memadai.

Tender bulan Mei pun merupakan tender investor, lantas masih ada lagi tender kontraktor. Selain PT Pelindo II, Sunaryo mengakui belum ada investor yang menyatakan minatnya berinvestasi ke pemerintah.

Sunaryo menambahkan, PT Pelindo II dengan didukung dana dari bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) boleh membangun Kalibaru Utara, tetapi harus melalui tender.

Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino dalam berbagai kesempatan selalu menyinggung bahwa segera akan membangun Kalibaru apabila diizinkan.

Meskipun bersikeras menggelar tender, Dirjen Perhubungan Laut belum mampu memberikan patokan kapan kira-kira hasil tender diketahui. Dia hanya mengatakan, ”Tahun 2014 harus jadi”.

Pengamat industri maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Saut Gurning, mengatakan, apabila ingin menarik investor, pemerintah harus menawarkan rencana bisnis yang baik, garansi hukum, dan kejelasan kompetisi. ”Investor asing, misalnya, selalu ingin konsesi lebih dari 70 tahun. Ini sudah dilakukan oleh Vietnam,” kata Saut.

Para investor, kata Saut, juga ingin kejelasan infrastruktur lain, seperti jalan akses dan alur pelabuhan, yang harusnya dijelaskan Menko Perekonomian bukan kementerian lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum. ”Sebenarnya lebih mudah menggaet investor lokal karena paham potensi lokal.” ujar Saut.

Terminal baru di Tanjung Priok memang sangat ditunggu. Ketua Umum Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Ambar Polah Tjahyono mengatakan, ”Pelabuhan baru harus segera diimplementasikan. Kalau tidak, pengusaha kalah bersaing karena penumpukan peti kemas dan keterlambatan ekspor-impor terus terjadi.”

Menurut Ambar Polah, semua keterlambatan menyebabkan biaya ekstra harus ditanggung pengusaha. Terminal baru juga diharapkan meminimalisasi penumpukan dan menekan tarif penanganan terminal (terminal handling charge).

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia Benny Soetrisno dan seorang pengusaha kayu, Yos S Theosabrata, mengungkapkan, arus ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok sangat tinggi. Dengan demikian, Terminal Kalibaru memang harus dibangun.

No comments:

Post a Comment