Pedagang beras dan pengusaha penggilingan padi, Nellys Soekidi, di Jakarta, Senin (28/3), menyatakan, permintaan beras premium naik terus. Tiga tahun lalu ia hanya mampu menjual beras kualitas premium 5 ton per hari. Sekarang bisa 6-7 ton.
”Konsumennya rata-rata kelas menengah ke atas perkotaan. Mereka mengutamakan kualitas, harga tidak menjadi soal,” katanya, Saat ini konsumsi beras kualitas premium nasional mencapai 10 juta ton per tahun.
Menurut pengamat perberasan, Husein Sawit, pengalaman kegagalan operasi pasar beras 2010 menunjukkan, meskipun Perum Bulog melakukan OP, harga beras di pasaran tidak langsung turun.
Tidak efektifnya OP beras tak lain karena tahun 2010 kenaikan harga beras kualitas medium dipicu kenaikan harga beras kualitas premium. Produksi beras premium berkurang akibat cuaca buruk dan ketidaksiapan pengeringan. Di sisi lain, konsumsinya terus naik.
”Kondisi ini berdampak pada naiknya harga beras premium dan menyeret beras medium. Meskipun Bulog melakukan OP, tetap tidak efektif,” katanya. Padahal, Bulog mengelola cadangan beras medium hingga 8 persen dan disalurkan berbentuk beras untuk rakyat miskin.
Dalam melakukan stabilisasi harga beras, pemerintah menggunakan instrumen lama dengan ”peluru” beras medium. Sementara konsumen mengalami perubahan preferensi konsumsi beras ke premium dan terjadi pertumbuhan penduduk kota.
Karena itu, pengusahaan beras premium oleh Bulog penting. Instrumen untuk OP beras premium juga perlu diciptakan. Stabilisasi harga beras sudah menjadi tuntutan publik. Tidak saja produsen dan konsumen, tetapi juga pedagang. Hal ini untuk memperkecil risiko.
Saat ini harga beras premium di atas Rp 8.000 per kilogram. Karena harganya tinggi dibanding harga beras medium yang hanya Rp 5.400-Rp 5.500 per kg, kualitas beras tetap dijaga. Apalagi, beras premium rata-rata dijual dalam kemasan dan bermerek.
Sementara itu, harga beras medium dan premium di sejumlah kota masih relatif stabil. Beras medium di Surabaya, Tegal, dan Salatiga berkisar Rp 5.500 per kg. Sementara beras premium sudah di atas Rp 8.000 per kg. Di Solo, harga beras medium masih relatif tinggi Rp 6.500 per kg.
Harga yang relatif stabil ini terutama karena masih berlangsungnya panen di beberapa daerah. Pasokan beras ini membuat harga beras, terutama kualitas medium, terus turun sejak awal tahun.
No comments:
Post a Comment