Harga pokok penjualan Antam juga turun seiring dengan penurunan penjualan trading logam mulia yang memiliki marjin kecil setelah manajemen Antam menghentikan kegiatan trading logam mulia pada awal tahun 2010 untuk menurunkan risiko fluktuasi harga. Laporan keuangan konsolidasian Antam untuk tahun 2010 tengah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst and Young Global) dan diharapkan akan selesai pada pertengahan bulan Maret 2011.
Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis, dalam siaran pers yang diterima Kompas, Selasa (1/3/2011) di Jakarta, mengatakan, kinerja keuangan Antam tahun 2010 merefleksikan peningkatan signifikan kinerja penjualan komoditas utama feronikel serta peningkatan harga komoditas. Pada tahun 2010, seluruh fasilitas operasi nikel kami berjalan optimal sementara operasi komoditas emas juga meningkat seiring pengoperasian tambang emas baru di Cibaliung.
"Kami juga berhasil melakukan efisiensi sebesar Rp 225,5 miliar pada tahun 2010 sehingga level biaya tetap terjaga. Pada tahun 2011, kami akan memprioritaskan dimulainya proyek-proyek hilir bernilai tambah seperti proyek Chemical Grade Alumina Tayan, selain tetap memperkuat kinerja fasilitas operasi yang telah ada," kata dia.
Nilai penjualan tidak diaudit Antam sebesar Rp 8,745 triliun pada tahun 2010 tercatat naik dibandingkan dengan nilai penjualan tahun 2009 yang berjumlah Rp 8,711 triliun. Peningkatan ini disebabkan kenaikan tajam penjualan komoditas feronikel pada tahun 2010 yang berhasil menutupi penurunan volume penjualan dari kegiatan trading logam mulia yang dilakukan untuk menurunkan risiko fluktuasi harga.
Adapun laba kotor Antam pada tahun 2010 tercatat naik tajam 144 persen dibandingkan tahun 2009 menjadi Rp 2,921 triliun menyusul penurunan harga pokok penjualan 22 persen menjadi Rp 5,824 triliun yang sebagian besar disebabkan penurunan biaya bahan/pembelian logam mulia. Peningkatan laba kotor menyebabkan marjin kotor Antam tercatat 33 persen dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 14 persen.
Laba usaha Antam mencatat kenaikan sebesar 238 persen menjadi Rp 1,988 triliun dibandingkan Rp 588 miliar pada tahun 2009 sehingga marjin usaha Antam juga naik menjadi 23 persen dibandingkan tahun 2009 sebesar 7 persen.
No comments:
Post a Comment