Di beberapa lokasi bakal sawah dan kebun yang dikunjungi wartawan, Senin hingga Selasa (29/3) malam, terlihat masih berupa hutan. Untuk keperluan penanaman dibutuhkan pembersihan lahan dan pengondisian tanah.
Kepala Bidang Promosi Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Kabupaten Merauke Freddy Puturuhu, di Merauke, mengatakan, lahan itu telah dipisahkan dari keperluan adat. Juga telah dipisahkan dari lahan untuk hutan lindung dan telah dipetakan.
”Bulan Februari lalu dalam rapat dengan Menko Perekonomian disepakati bahwa lahan itu telah bersih. Lahan itu hanya boleh untuk tanaman padi, jagung, kedelai, tebu, dan peternakan,” kata Freddy. Lahan itu terkait dengan program pemerintah yang diluncurkan sejak 2009 dengan nama Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE).
Sejumlah investor sudah mendapat alokasi di kluster 1 dan kluster 2. Investor yang termasuk dalam kluster 1, antara lain, adalah PT Bangun Tjipta Sarana sebanyak 5.000 ha untuk padi, PT Muting Jaya Lestari 167 ha untuk jagung, PT Papua Daya Bioenergi 8.000 ha untuk tebu, dan PT Tebu Wahana Kreasi seluas 11.000 ha untuk tebu.
Investor yang termasuk dalam kluster 2, antara lain, adalah PT Karyabumi Papua dan PT Cendrawasih Jaya Mandiri seluas 46.000 ha untuk tebu serta PT Sumber Alam Sutra seluas 106 ha untuk tanaman padi bibit.
”Dalam waktu dekat akan ada pertemuan antara pemerintah dan investor,” kata Freddy soal kelanjutan dari alokasi lahan. Ia berharap investor langsung menindaklanjuti dengan melengkapi perizinan serta memulai proyek di lapangan.
16 investor serius
Ditanya soal jumlah investor yang berminat, Freddy mengatakan, semula ada 46 calon yang berminat, tetapi hanya 16 yang serius. Dalam hal ini investor yang tergolong serius adalah mereka yang telah mengajukan dan mengurus izin lanjutan.
Dari jumlah itu, ada 10 investor yang telah memiliki kantor perwakilan di Merauke. Bahkan, dua perusahaan telah mendapat izin prinsip pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan. Satu investor masih menunggu izin prinsip.
Direktur PT Cendrawasih Jaya Mandiri FS Heru Priyono mengatakan, pihaknya kini tengah menunggu izin prinsip. Sambil menunggu, pihaknya telah membuat kebun pembibitan tebu di atas lahan sewa 40 ha.
”Pada Juli 2012, kami berharap telah tersedia kebun tebu giling seluas 8.458 ha yang dapat digunakan untuk bahan baku giling perdana tahun 2013,” kata Heru.
Pada tahap pertama satu pabrik gula berkapasitas 12.000 ton tebu per hari telah beroperasi. Dengan kapasitas pabrik sebesar itu, maka diharapkan bisa diproduksi 160.000 ton gula kristal putih dan 80.000 ton tetes.
Untuk pembuatan industri gula terintegrasi, PT Cendrawasih Jaya Mandiri yang tergabung dalam PT Rajawali Corpora menginvestasikan dana Rp 3 triliun.
No comments:
Post a Comment