Direktur Jenderal Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk kawasan Asia Tenggara Kunio Senga dan pemimpin proyek Madeleine Varkay mengungkapkan hal tersebut di Manila, Filipina, Jumat pekan lalu, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (26/3).
Menurut Varkay, setiap produsen akan selalu berupaya untuk memperbarui serta membeli perlengkapan yang dapat menghemat pemakaian energi. Mereka akan selalu berusaha memenuhi standar pengelolaan energi. Namun, pada umumnya, upaya tersebut belum dapat didukung oleh sumber-sumber pendanaan yang ada.
Padahal, efisiensi energi oleh para eksportir dapat memangkas puncak permintaan listrik sebanyak 2.500 megawatt. Besarnya pemangkasan itu setara dengan kelangkaan listrik yang dihadapi Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini.
Atas dasar itu, Bank Pembangunan Asia memberikan pinjaman senilai 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,74 triliun untuk mendukung pendanaan bidang perdagangan dan efisiensi energi di Indonesia. Tujuan utamanya adalah memperkuat pendanaan pelaku usaha yang berbasis ekspor sekaligus mendorong efisiensi energi pada industri yang berfokus pada ekspor.
Dana tersebut disalurkan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang memang didirikan untuk memberikan pembiayaan, penjaminan, dan jasa konsultasi bagi eksportir Indonesia. Sebesar 30 juta dollar AS dari total pinjaman ADB itu sudah dijatahkan langsung untuk mendukung upaya efisiensi energi pada industri berbasis ekspor. Pinjaman ini dapat digunakan untuk memperbarui alat produksi yang lebih menghemat listrik.
”Investasi percontohan dalam efisiensi energi ini akan menunjukkan pada perbankan nasional kelayakan proyek investasi dengan tingkat pengembalian lima tahun saja,” tutur Varkay.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah sudah memberikan subsidi tarif listrik hanya pada pelanggan 450 watt. Namun, di luar kelompok pelanggan 450 watt itu, masih ada kelas masyarakat yang sama sekali tidak mampu memasang listrik karena masalah keuangan dan ekonomi.
Terkait penghematan listrik, Manajer Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto, Minggu, di Jakarta, menuturkan, ”Earth Hour 60+” atau gerakan memadamkan lampu selama sejam tahun 2011, yang dilaksanakan di sejumlah kota di Indonesia pada Sabtu pukul 20.30-21.30, menurunkan beban listrik sistem Jawa, Madura, dan Bali 600 MW
No comments:
Post a Comment