Monday, March 28, 2011

Indorama Group Investasi 5.2 Milyar Dollar Dibidang gas Batu Bara

Indorama Group berencana menanamkan investasi senilai 5,2 miliar dollar AS dalam berbagai bidang, salah satunya dalam gasifikasi batu bara. Investasi ini ditanamkan secara bertahap dalam tiga tahun ke depan.

Demikian disampaikan Pimpinan Indorama Group Sri Prakash Lohia, Senin (28/3), seusai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Mendampingi Presiden, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wiryawan.

”Kami sedang menggarap investasi sekitar 5 miliar dollar AS di Indonesia. Ada minyak, gas, dan petrokimia,” kata Lohia.

Investasi Indorama Group yang sudah eksis di Indonesia sekitar 1,5 miliar dollar AS, termasuk investasi senilai 200 juta dollar AS dalam bidang poliester. Tenaga kerja yang terserap dalam investasi yang ada berkisar 70.000 orang. Indorama berencana menanamkan investasi di bidang minyak dan gas senilai 2 miliar dollar AS, investasi di bidang gasifikasi batu bara 1 miliar dollar AS, serta investasi lain 700 juta dollar AS.

”Pemerintah tentu terbuka terhadap investasi Indorama. Mereka sudah puluhan tahun investasi di sini,” kata Hatta.

Presiden juga menerima Tan Sri Abu Sahid, pimpinan perusahaan konstruksi dari Malaysia Maju Holdings Sdn Bhd. ”Mereka ingin menjajaki investasi jalan tol di Medan dan proyek infrastruktur lainnya,” kata Hatta.

Kinerja Indosat

Sementara itu, Presiden Direktur dan CEO Indosat Harry Sasongko dalam jumpa media di Jakarta, kemarin, mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan investasi dalam pengembangan perangkat teknologi sehingga menjadi penyedia layanan informasi dan komunikasi pilihan pelanggan di Indonesia. ”Kami akan terus meningkatkan investasi dalam pelayanan data di kota-kota besar,” ujar Harry.

Kinerja keuangan Indosat per 31 Desember 2010 mencatat pendapatan usaha konsolidasi Rp 19,80 triliun, naik 5,2 persen. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresisasi, dan amortisasi (EBITDA) juga tumbuh 9,7 persen menjadi Rp 9,6 triliun.

”Pendapatan usaha seluler tumbuh 12,1 persen dibanding tahun lalu dengan jumlah pelanggan kini lebih dari 44,3 juta,” ujarnya. Di Indonesia ada 197,4 juta pelanggan seluler. Telkomsel mendominasi 47,4 persen pelanggan seluler.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Intraco Penta Tbk (INTA) Petrus Halim, di Jakarta, mengatakan, salah satu pemain utama industri alat berat di Indonesia mencatat kenaikan pendapatan sebesar 55 persen yang mencapai Rp 1,83 triliun per 31 Desember 2010. Laba bersih mencapai Rp 83 miliar atau naik 122 persen dibanding tahun lalu

No comments:

Post a Comment