Sunday, March 15, 2015

Kebijakan Jangka Panjang Jokowi Untuk Redam Kejatuhan Rupiah

Beberapa menteri akan dipanggil Presiden Joko Widodo pada Senin, 16 Maret di Istana Bogor. Pemerintah membahas insentif empat paket kebijakan kepada industri untuk restrukturasi ekonomi yang bakal disahkan besok sore, Senin 16 Maret 2015. Menteri Koordonator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan menteri terkait akan rapat kembali Senin ini karena keputusan itu harus ditandatangani beberapa menteri dan Presiden.

"Supaya sorenya peraturannya sudah selesai," kata Sofyan di Istana Bogor, Ahad 15 Maret 2015. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan empat paket kebijakan itu akan berdampak langsung terhadap kondisi perekonomian. Kendati, kata dia, kebijakan tersebut orientasinya jangka panjang, namun bisa langsung dirasakan dalam jangka pendek. "Bisa dirasakan langsunglah," kata Bambang.

Ia mencontohkan insentif pajak untuk repatriasi dividen. Kalau peraturan hari Senin sudah keluar, kata Bambang, mulai April nanti kebijakan itu sudah mulai bisa diaplikasikan. Perusahaan, ujar dia, bisa langsung mendapatkan insentif tersebut. Bambang tak menjamin kebijakan itu akan diikuti dengan penguatan rupiah. Yang didorong pemerintah, kata dia, adalah perbaikan di transaksi berjalan. "Itu tujuan utama pemerintah," ujar Bambang. "Kalau pelemahan rupiah itu kombinasi dari kebijakan moneter dan fiskal."

Pemerintah akan meluncurkan 4 kebijakan guna meredam pelemahan rupiah. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan membahas aturan sebagai dasar hukum paket kebijakan tersebut Senin ini. Kebijakan pertama adalah insentif pajak yang akan diberikan pada pengusaha yang berorientasi ekspor dan melakukan reinvestasi. "Besarnya insentif akan bergantung pada eskpor dan reinvestai yang mereka lakukan," kata Sofyan di kantornya, Jumat, 13 Maret 2015.

Selanjutnya adalah dengan meningkatkan penggunaan biofuel pada solar dari 10 ke 15 persen. Selain untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak, peningkatan biofuel ini juga demi kepentingan lingkungan. Ketiga adalah penerapan bea masuk antidumping dan pengamanan sementara. Sofyan mengatakan kebijakan ini akan lebih mudah diterapkan karena Kementerian Keuangan akan membuat akun khusus di luar kas negara untuk menampung bea masuk antidumping sementara. Sehingga jika dugaan dumping tak terbukti, uang akan segera dikembalikan dalam waktu 10 hari.

"Kalau dulu susah keluarnya karena masuk kas negara," kata dia. Selama ini untuk menginvestigasi dumping impor, Komisi Anti Dumping Indonesia atau KPPI menghabiskan waktu 6-12 bulan. Terakhir adalah pembebasan visa pada 4 negara baru, yaitu Jepang, Korea Selatan, Cina, dan Rusia. Sehingga total negara bebas visa saat ini ada 19. Aturan bebas visa ini, kata dia, diterapkan karena turis merupakan faktor yang paling cepat mendatangkan devisa.

Kebijakan Presiden Joko Widodo untuk mengatasi pelemahan rupiah atas dolar terlambat dikeluarkan. Pengumuman 4 kebijakan yang seharusnya sudah dilakukan pekan lalu, berlarut-larut hingga saat ini. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago enggan mengomentari keterlambatan ini. "Tanyakan langsung ke Pak Menko ya," kata dia saat dihubungi pada Ahad, 15 Maret 2015.

Andrinof termasuk salah satu pejabat negara yang menghadiri rapat terbatas dengan Menko Perekonomian Sofyan Djalil terkait kebijakan ini di Istana Bogor. Tiga hari lalu Presiden Jokowi mengeluarkan 8 kebijakan untuk meredam terjunnya nilai rupiah terhadap dolar. Kebijakan tersebut melingkupi pemberian insentif dan pendorongan bioenergi. Rupiah sendiri saat ini sudah mencapai angka Rp 13 ribu per US$1.

Usai rapat terbatas pada Ahad, Presiden Jokowi dikabarkan akan mengumumkan kebijakan-kebijakan itu pada hari ini, Senin 16 Maret 2015. Diharapkan langkah-langkah ini dapat menekan laju harga dolar yang melejit.

Analis senior LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, memperkirakan hari ini nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya seperti kemarin, yang ditutup pada kisaran 12.985 per dolar Amerika Serikat. Dia memprediksi mata uang rupiah berada di kisaran Rp 13.100-13.125.

"Ini karena dalam akhir pekan (investor) menghindari transaksi finansial karena rupiah cukup lemah," kata Lucky. Nilai tukar rupiah sepanjang perdagangan kemarin tertekan dan bahkan sempat menyentuh titik terendah pada level 13.027 per dolar AS. Namun rupiah akhirnya ditutup stagnan pada level 12.990 per dolar AS.

Menurut Lucky, rupiah saat ini melemah melebihi target rata-rata pelaku pasar Rp 12.900. Makin melemahnya rupiah ini akan memberikan sentimen negatif bagi pasar, sehingga mata uang nasional akan terus melanjutkan pelemahan. Rupiah, Lucky menambahkan, memiliki potensi negatif melanjutkan pelemahan hingga satu bulan ke depan. "Rupiah sudah tidak berada di teritori positif lagi," ujar Lucky.

Dia mengatakan sikap Bank Indonesia yang tidak ingin melakukan intervensi pasar dan kenaikan harga beras membuat rupiah semakin ringkih. Apalagi setelah pemerintah membiarkan harga bahan bakar minyak bersubsidi naik Rp 200, pelaku pasar saat ini tidak bersimpati kepada pemerintahan Joko Widodo.

"Ini mencederai harapan pasar," kata Lucky. Reaksi negatif pasar ini juga tercermin pada penutupan indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin yang menembus angka psikologis 5.500. IHSG ditutup naik tipis 2,88 poin (0,05 persen) ke level 5.450,94.

No comments:

Post a Comment