Tuesday, March 10, 2015

Pemerintah Kebanjiran Surplus Uang Karena Pelemahan Nilai Rupiah

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi dua pekan belakangan ini justru memberi surplus pada ruang fiskal. Ia mengatakan, setiap pelemahan rupiah 100, memberi surplus Rp 2,3 triliun. Surplus, kata dia, didapat dari selisih penerimaan migas dan pertambangan dikurangi penambahan bunga utang.

"Pelemahan rupiah tak membahayakan anggaran," kata Bambang di kantornya, Selasa, 10 Maret 2015. Risiko fiskal tahun ini, menurut Bambang, justru datang dari target penerimaan negara. Namun dengan surplus yang diperolah, ia membantah pemerintah tengah mencari untung di tengah pelemahan rupiah.

Pelemahan yang sempat menyentuh level 13 ribu ini juga ia sebut tak akan membahayakan belanja infrastruktur pemerintah yang akan dilakukan tahun ini. Musababnya, turunnya harga komoditas yang tengah turun membuat harga barang juga turun. Sehingga nilai impor akan terkompensasi.

Di tengah terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro datang dengan komentar yang menyejukkan. Ia menuturkan, setiap pelemahan nilai tukar justru akan memberikan surplus terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

“Jadi tidak membahayakan anggaran,” katanya dalam konferensi pers bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Kementerian Keuangan, Selasa siang, 10 Maret 2015. Konferensi tersebut juga dikabarkan melalui akun resmi Twitter BI.

Menteri Keuangan mengimbuhkan bahwa BI, pemerintah, dan OJK juga akan terus berkoordinasi untuk memastikan inflasi terkendali dan rupiah bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia. “BI, pemerintah, dan OJK juga akan terus bekerja sama dan mencermati pergerakan nilai tukar,” ucapnya. Terlebih, pelemahan rupiah bisa meningkatkan ekspor dan mengurangi impor yang bersifat konsumtif.

Berdasarkan kurs transaksi BI hari ini, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi 13.124 (kurs jual) /12.994 (kurs beli) dibandingkan dengan posisi kemarin 13.112/12.982 per dolar AS. Namun rupiah menguat terhadap euro menjadi 14.211,98/14.068,60 dibanding posisi kemarin 14.218,65/14.072,49.

Nilai tukar rupiah juga menguat terhadap yen Jepang menjadi 10.788,33/10.679,71 dibanding posisi kemarin sebesar 10.849,81/10.740,46. Rupiah juga menguat terhadap dolar Australia menjadi 10.060,86/9.958,60 dibandingkan dengan nilai kemarin sebesar 10.093,62/9.988,35.

Ekonom dari PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, berujar, pelemahan rupiah merupakan dampak pengumuman perbaikan data tenaga kerja Amerika Serikat pada pekan lalu. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor di luar pertanian naik menjadi 295 ribu dari sebelumnya 230 ribu.

Menurut David, pencapaian itu lebih cepat daripada perkiraan pemerintah setempat. “Perbaikan ekonomi AS ini menjadi magnet bagi investor untuk kembali beralih ke portofolio dolar AS. Efeknya, rupiah akan cenderung melemah,” ujarnya.

"Saya dapat contoh dari Kementerian Perhubungan, beberapa bahan pembangunan turun cukup jauh karena ekonomi global melemah," kata dia. Namun, Bambang tetap mengimbau kementerian dan lembaga melakukan efisiensi agar tak melewati pagu yang telah ditetapkan.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi. Sebab, "Melemahnya rupiah menjadi kesempatan bagi investor asing melakukan investasi di Indonesia," kata Sofyan seusai rapat terbatas di Istana Negara, Selasa, 10 Maret 2015.

Menurut Sofyan, pemerintah melakukan berbagai langkah untuk merangsang investasi asing, seperti meminimalkan hambatan di gerai pelayanan terpadu satu pintu. Dia mengatakan pelemahan nilai tukar tidak hanya dialami rupiah. Jika dibandingkan dengan mata uang alin, nilai tukar rupiah bukan yang terburuk karena banyak mata uang lain yang mengalami pelemahan cukup parah.

Lebih jauh, Sofyan menilai pelemahan rupiah merupakan gejala sementara. Bank Indonesia dan pemerintah, kata dia, akan melakukan segala upaya untuk menjaga nilai tukar rupiah.

Pada Selasa malam, beberapa menteri menggelar rapat terbatas di Istana Presiden. Dalam rapat tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan ingin mengetahui perkembangan rupiah dan harga gabah. Selain diikuti Sofyan Djalil, rapat tersebut dihadiri Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Haddad, dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.

No comments:

Post a Comment