Pemerintah hari ini mengumumkan hasil penawaran Sukuk Negara Ritel seri SR-007. Sesuai dengan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 dan strategi pengelolaan utang tahun ini, ditetapkan Sukuk Negara Ritel seri SR-007 sebesar Rp 21,97 triliun dengan jumlah investor sebanyak 29.706.
"Jumlah investor menurun, tapi total dananya meningkat dibanding tahun lalu," ujar Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, di kantor Kementerian Keuangan, Senin, 9 Maret 2015.
Robert menjelaskan, sepanjang tahun lalu, jumlah investor sebanyak 34.692 dengan total dana Rp 19,3 triliun. Ia menyatakan penurunan jumlah investor itu tak bermasalah asalkan dana yang dihasilkan meningkat dan dapat membiayai APBN-P 2015. Selain itu, total penerbitan Sukuk Negara Ritel seri-007 merupakan penerbitan Sukuk Ritel Negara terbesar selama ini. "Ini menunjukkan besarnya minat beli investor.”
Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Sumitro mengatakan underlying assetpenerbitan SR-007 terdiri atas proyek-proyek pemerintah yang telah mendapatkan alokasi dalam APBN 2015. "Khususnya yang berfokus pada pembangunan infrastruktur, sesuai dengan target pemerintah," ujar Sumitro.
Salah satu kementerian yang dapat memanfaatkannya adalah Kementerian Perhubungan dengan proyek pembangunan pelabuhan, landasan pacu, stasiun, jalan, dan jembatan. Kemudian Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan proyek rehabilitasi gedung perguruan tinggi serta Kementerian Agama dengan proyek pengadaan tanah, gedung, dan bangunan rumah ibadah.
Lebih jauh, Robert mengatakan, penawaran SR-007 telah dilakukan melalui 22 agen penjualan yang terdiri atas 17 bank dan 5 perusahaan efek pada 23 Februari-6 Maret 2015.Settlement SR-007 ini akan dilakukan pada 11 Maret dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 12 Maret mendatang.
Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan pemesan Sukuk Negara Ritel seri SR-007 terbanyak berasal dari Sumatera dan Jawa. "Kami pisahkan antara DKI Jakarta dan Indonesia bagian barat, seperti Sumatera dan Jawa," katanya di Jakarta, Senin, 9 Maret 2015.
Pemesan dari Jawa dan Sumatera mencapai 50,8 persen; diikuti DKI Jakarta 38,8 persen; Indonesia Tengah 10 persen; dan Indonesia timur 0,4 persen. Adapun jumlah investor dari wilayah Indonesia barat menyumbang 57,9 persen; DKI Jakarta 32,92 persen; Indonesia tengah 8,7 persen; dan Indonesia timur 0,5 persen.
Berdasarkan jenis profesi, kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta tergolong sebagai kelompok terbesar dalam transaksi sukuk. Adapun berdasarkan usia, masyarakat usia 41-55 tahun paling banyak berinvestasi. Namun ihwal volume investasi terbesar didominasi oleh kelompok usia di atas 55 tahun.
Pemerintah hari ini mengumumkan hasil penawaran Sukuk Negara Ritel seri SR-007. Sesuai dengan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 dan strategi pengelolaan utang tahun ini, ditetapkan Sukuk Negara Ritel seri SR-007 sebesar Rp 21,97 triliun dengan jumlah investor sebanyak 29.706. "Jumlah investor menurun, tapi total dananya meningkat dibanding tahun lalu," ujar Robert.
Robert menjelaskan, sepanjang tahun lalu, jumlah investor sebanyak 34.692 dengan total dana Rp 19,3 triliun. Ia menyatakan penurunan jumlah investor itu tak bermasalah asalkan dana yang dihasilkan meningkat dan dapat membiayai APBN-P 2015. Selain itu, total penerbitan Sukuk Negara Ritel seri-007 merupakan penerbitan Sukuk Ritel Negara terbesar selama ini. "Ini menunjukkan besarnya minat beli investor.”
No comments:
Post a Comment