Kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) pada tahun lalu masih positif. Sepanjang 2014, emiten telekomunikasi pelat merah ini mencatatkan laba bersih Rp 14,64 triliun. Jumlah itu tumbuh tipis 3 persen dibandingkan laba bersih 2013 senilai Rp 14,21 triliun. Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan Senin (9/3/2015), pencapaian laba bersih TLKM ditopang pertumbuhan penjualan. Pada 2014, TLKM meraup pendapatan Rp 89,70 triliun, tumbuh 8 persen ketimbang pendapatan 2013 sebesar Rp 82,97 triliun.
Kinerja keuangan TLKM juga tertolong oleh menyusutnya kerugian selisih kurs. Pada 2013 TLKM mencatatkan rugi selisih kurs Rp 249 miliar, sementara pada tahun lalu kerugian selisih kursnya Rp 14 miliar atau menyusut 94 persen year-on-year (yoy).
Harga saham TLKM hingga pukul 10:05 WIB menurun 1 persen menjadi Rp 2.955 per saham. Nilai kapitalisasi pasar PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) medio Februari 2015 mencapai Rp 300,4 triliun. Angka ini naik 7,3 persen dibanding kapitalisasi pasar Oktober 2014 sebesar Rp 280 triliun.
Mengutip data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Minggu (15/2/2015), kapitalisasi pasar operator telekomunikasi lainnya seperti PT Indosat Tbk hanya mencapai Rp 21,2 triliun sedangkan PT XL Axiata Tbk sebesar Rp 44,4 triliun. Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengatakan, tingginya kapitalisasi pasar Telkom menunjukkan nilai perusahaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
"Perseroan telah mencanangkan target pada 2015 agar menjadi penguasa pasar di semua lini bisnis yang digeluti. Tantangan sebenarnya adalah menjaga momentum yang positif ini bagi Telkom," tegas Alex. Ia menjelaskan pada bisnis seluler, melalui Telkomsel perseroan akan menjadi "King Of Digital" dengan dukungan mobile broadband.
Di layanan berbasis kabel, akan menjadi juara dengan layanan Fiber To The Home (FTTH) melalui IndiHome yang menawarkan Triple Play. Sementara untuk backbone akan memperkuat Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dari Aceh hingga Papua. "Kami juga akan memperkuat footprint di kawasan agar menjadi pemain regional dengan intermediate objectives untuk tahun 2015 ini adalah mencapai pendapatan Rp 100 triliun dengan market capitalization mencapai Rp 300 triliun," katanya.
Secara terpisah, analis dari Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menilai sudah waktunya saham Telkom mengalami penguatan setelah belakangan mengalami pelemahan. "Investor memilih saham Telkom karena perusahaan memiliki modal yang kuat untuk terus berinvestasi. Selain itu di sektor ritel, telekomunikasi adalah salah satu yang kuat menghadapi krisis," ujar William.
Ia menuturkan pencapaian kapitalisasi pasar Rp300 triliun merupakan hal yang bagus bagi investor dan Telkom. "Bagi investor saham Telkom merupakan saham yang likuid dan mampu memberikan profit. Sementara bagi emiten, ini menunjukkan kepercayaan publik yang tinggi dan bagus bagi ekuitas," ujarnya.
No comments:
Post a Comment