PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatat rugi Rp 1,51 triliun di kuartal I-2015. Tahun lalu pada periode yang sama operator Esia itu masih mencatat untung Rp 211,4 miliar. Beban keuangan dan rugi selisih kurs yang naik tinggi jadi penyebabnya. Selain itu, omzet alias pendapatan perusahaan juga turun dari sebelumnya Rp 390 miliar menjadi hanya Rp 131 miliar di akhir Maret 2015.
Seperti dikutip dari laporan keuangan, Senin (29/6/2015), beberapa pos beban Bakrie Telecom naik cukup tinggi, seperti beban usaha, beban keuangan dan laba selisih kurs. Beban usahanya naik tinggi dari Rp 455,5 miliar di tahun lalu menjadi Rp 842,9 miliar tahun ini. Beban ini membuat Bakrie Telecom membukukan rugi usaha Rp 711 miliar, bengkak 993% dibandingkan rugi usaha periode yang sama tahun sebelumnya Rp 65 miliar.
Beban keuangan anak usaha Grup Bakrie itu dalam rentang Januari-Maret 2015 juga tercatat naik menjadi Rp 260 miliar, dari sebelumnya Rp 170 miliar. Jika tahun lalu operator telekomunikasi itu masih meraup laba selisih kurs Rp 440 miliar, tahun ini berubah menjadi rugi selisih kurs sebanyak Rp 328 miliar.
Belum lagi ditambah beban lain-lain sebesar Rp 624 miliar, padahal tahun lalu masih ada pendapatah lain-lain Rp 276 miliar. Alhasil, rugi sebelum pajak pun naik hingga Rp 1,33 triliun, dari sebelumnya laba sebelum pajak Rp 211 miliar.
No comments:
Post a Comment