Hadir dalam rapat itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago. Berikut kesepakatan asumsi makro indikatif RAPBN 2016 dalam rapat tersebut:
- Pertumbuhan 2016 5,5-6%
- Inflasi 4% plus minus 1%
- Nilai tukar dolar AS Rp 13.000-13.400
- Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sebesar 4-6%
- Pengangguran 5,2-5,5%
- Kemiskinan 9-10%
- Rasio Gini 0,39
- Indeks Pembangunan Manusia 70,1
Menurut Fadel, pemerintah seharusnya berfokus pada peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi, bukan peningkatan kuantitatif, namun justru tidak memberikan dampak nyata untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Rapat Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama dengan pemerintah menyepakati asumsi makro ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. “Kesimpulan rapat, besaran asumsi makro indikatif yakni pertumbuhan ekonomi 5,5 - 6 persen,” kata Ketua Komisi XI DPR RI Fadel Muhamad membacakan kesimpulan hasil rapat kerja, Jakarta, Senin (22/6/2015).
Rapat kerja dihadiri oleh Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo itu. Fadel menuturkan, rapat kerja menyepakati inflasi di kisaran 4 persen plus minus 1 persen. “Nilai tukar disepakati kisaran Rp 13.000 – Rp 13.400 per dollar AS,” lanjut Fadel.
Sementara itu, tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara 3 bulan di kisaran 4 – 6 persen. Fadel menambahkan, rapat kerja juga menyepakati target pembangunan dengan indikator tingkat pengangguran yang menurun, menjadi di kisaran 5,2 – 5,5 persen. “Tingkat kemiskinan disepakati 9,0 -10,0 persen, dan Rasio Gini 0,39. Sedangkan untuk Indeks Pembangunan Manusia di level 70,1,” pungkas Fadel.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi untuk diusulkan dalam asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, menjadi di kisaran 5,5-6 persen. "6 persen adalah optimisme kami didorong global, sedangkan 5,5 persen adalah kemungkinan terburuk seperti kuartal pertama tahun ini," kata Bambang dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (22/6/2015).
Bambang mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan sebelumnya memberikan usulan asumsi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,8-6,2 persen. Sebab, pada waktu itu kondisinya masih belum terlalu sulit, kecuali kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed."Hari-hari ini kita harus memperhatikan apa yang terjadi dengan Yunani. Kalau berantakan bisa memengaruhi pasar keuangan global," kata Bambang.
Dalam kesempatan sama, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, seiring dengan membaiknya proyeksi ekonomi global tahun mendatang, otoritas bank sentral optimistis ekonomi Indonesia pada 2016 lebih baik dibandingkan tahun ini. "Pembangunan infrastruktur yang bisa direalisasikan di semester kedua tahun ini akan membantu pertumbuhan ekonomi 2016. BI melihat pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4-5,8 persen," kata Agus.
No comments:
Post a Comment