Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memastikan peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait pelonggaran kebijakan untuk uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) dan kendaraan bermotor akan keluar minggu depan. "Saya sudah tandatangan, sekarang sudah diundangkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) saya yakin pertengahan minggu depan sudah bisa keluar kebijakan LTV," ujar Agus saat ditemui usai menghadiri pelantikan Deputi Gubernur BI Erwin Riyanto di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (17/6).
Menurut Agus, aturan tersebut dikeluarkan BI untuk menggenjot pertumbuhan kredit perbankan di tengah kelesuan ekonomi. Menurutnya, meski kondisi hingga saat ini kondisi rasio kecukupan modal (CAR) perbankan sudah mencapai 21 persen. "Kita kalau mau lihat perbankan kita kondisinya sehat loh. CAR 21 persen walau kredit macet (non performing loan/NPL) naik 2,48 persen. Cuma pertumbuhan kredit pelan karena pertumbuhan ekonomi juga pelan maka bankir ekstra hati-hati. Padahal kami ingin kredit tetap jalan untuk bantu pergerakan ekonomi," kata mantan Menteri Keuangan itu.
Kebijakan yang akan dikemas dalam bentuk paket insentif bagi nasabah, salah satunya adalah dengan menurunkan besaran uang muka (down payment/DP) yang harus ditanggung oleh konsumen yang hendak mengambil KPR dari sebelumnya 20 persen menjadi cukup 10 persen saja. Merosotnya penjualan sepeda motor pada tahun ini membuat sejumlah diler di beberapa wilayah menerapkan strategi uang muka (down payment/DP) ringan untuk pembelian sepeda motor secara kredit. Padahal, Bank Indonesia sampai detik ini belum mengeluarkan dasar hukum pelonggaran ketentuan pembiayaan terhadap aset (loan to value/LTV) seperti diwacanakan selama ini.
"Keringanan uang muka kredit ini kan baru dijalanin bulan ini. Tapi belum serentak, baru area-area tertentu seperti Jabodetabek," ujar Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). AISI mencatat penjualan pada bulan lalu sebanyak 469.630 unit, turun 10,5 persen dibandingkan dengan penjualan bulan sebelumnya atau anjlok 36,4 persen dibandingkan dengan realisasi Mei 2014.
Secara kumulatif, penjualan motor selama periode Januari-Mei 2015 sebanyak 2,59 juta unit atau turun 24,5 persen dibandingkan pencapaian lima bulan pertama 2014 yang mencapai 3,44 juta unit. Menurut Sigit, data-data tersebut belum menunjukkan kondisi penjualan terkini di tingkat ritel. Biasanya, kata Sigit, realisasi penjualan bulan berjalan baru akan tercatat pada bulan berikutnya.
"Sebenarnya kalau untuk penjualan ritel Mei itu ada kenaikan sekitar 10 persen dari April. Tapi memang kalau dibandingkan Mei tahun lalu masih turun," tuturnya. Sigit berharap pelonggaran kebijakan LTV segera diresmikan BI dengan mengeluarkan payung hukum. Langkah ini diharapkan menggairahkan kembali pasar motor yang tengah lesu.
Data AISI menunjukan hanya Yamaha dan Kawasaki yang masih mencatatkan penjualan positif pada Mei lalu, yakni masing-masing meningkat 7,69 persen dan 24 persen dibandingkan dengan penjualan April. Namun, secara kumulatif Januari-Mei, seluruh merek motor anjlok penjualannya. Motor merek Honda andalan Grup Astra, penjualannya pada Mei lalu tercatat 304.900 unit atau turun 17,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, penjualan motor Honda selama periode Januari-Mei 2015 sebanyak 1,76 juta, anjlok 17,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, Honda masih menjadi penguasa pasar motor nasional. Bahkan, pangsa pasar Honda meningkat dari 63,2 persen pada Januari-Mei 2014 menjadi 68 persen pada tahun ini. Yamaha masih menjadi pengekor terdekat Honda, dengan angka penjualan Mei tercatat 150.745 unit atau secara kumulatif sejak Januari mencapai 727.415 unit. Apabila dibandingkan dengan pencapaian April, penjualan Yamaha pada Mei naik 7,69 persen, sedangkan pertumbuhan tahun kalendernya (Januari-Mei) anjlok 33,5 persen. Akibatnya, pangsa pasar Yamaha tergerus dari 32 persen pada Januari-Mei tahun lalu menjadi 27,98 persen hingga Mei tahun ini.
Demikian halnya dengan Kawasaki, dilihat dari penjualan bulan lalu yang sebanyak 7.355 unit, terjadi pertumbuhan 14,5 persen dibandingkan April. Namun, jika dibandingkan dengan angka Mei tahun lalu, penjualan Kawasaki anjlok hampir 100 persen pada Mei 2015.Secara kumulatif, total penjualan motor Kawasaki selama Januari-Mei 2015 sebanyak 53,9 juta unit, turun 13,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Namun demikian, pangsa pasar Kawasaki mengalami sedikit kenaikan dari 1,8 persen menjadi 2 persen.
Terakhir adalah TVS, dengan total penjualan di Mei sebanyak 300 unit atau secara kumulatif sejak Januari mencapai 1.466 unit. Dibandingkan penjualan April, penjualan motor TVS meningkat hampir dua kali lipat (191,2 persen). Kendati demikian penjualan TVS tersebut masih lebih rendah 63 persen dibandingkan perolehan Mei tahun lalu 813 unit. Demikian pula jika melihat pertumbuhan tahun kalendernya, masih negatif 55,6 persen dibandingkan penjualan Januari-Mei 2014.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) optimistis penjualan sepeda motor pada Juni dan Juli tahun ini meningkat signifikan seiring dengan masuknya bulan puasa dan lebaran. Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengharapkan mudik lebaran tahun ini dapat menggairahkan kembali pasar sepeda motor yang tengah lesu.
"Biasanya dua bulan menjelang lebaran penjualan motor naik, sekitar 15-20 persen dibandingkan dengan bulan-bulan normal," ujarnya. Sayangnya, data penjualan motor yang dirilis AISI belum menunjukan tanda-tanda kenaikkan permintaan. AISI mencatat penjualan pada bulan lalu sebanyak 469.630 unit, turun 10,5 persen dibandingkan dengan penjualan bulan sebelumnya atau anjlok 36,4 persen dibandingkan dengan realisasi Mei 2014.
Secara kumulatif, penjualan motor selama periode Januari-Mei 2015 sebanyak 2,59 juta unit atau turun 24,5 persen dibandingkan pencapaian lima bulan pertama 2014 yang mencapai 3,44 juta unit.
"Pada Mei memang belum kelihatan karena itu sebenarnya data persediaan diler yang terjual. Untuk bulan ini dan bulan depan baru akan kelihatan kenaikannya di Agustus," tuturnya.
Data AISI menunjukan hanya Yamaha dan Kawasaki yang masih mencatatkan penjualan positif pada Mei lalu, yakni masing-masing meningkat 7,69 persen dan 24 persen dibandingkan dengan penjualan April. Namun, secara kumulatif Januari-Mei, seluruh merek motor anjlok penjualannya.
Motor Honda andalan Grup Astra, penjualannya pada Mei lalu tercatat 304.900 unit atau turun 17,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, penjualan motor Honda selam aperiode Januari-Mei 2015 sebanyak 1,76 juta, anjlok 17,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kendati demikian, Honda masih menjadi penguasa pasar motor nasional. Bahkan, pangsa pasar Honda meningkat dari 63,2 persen pada Januari-Mei 2014 menjadi 68 persen pada tahun ini.
No comments:
Post a Comment