Friday, June 19, 2015

Penggunaan Kartu Kredit MasterCard Meningkat Di Indonesia

PT Lotte Shopping Indonesia, pemilik gerai ritel Lotte Mart mengungkapkan transaksi kartu kredit jenis MasterCard meningkat 20-25 persen dalam satu tahun terakhir setelah perusahaan asal Korea Selatan tersebut meneken kerjasama dengan MasterCard Indonesia. Muhammad Yudi NG, Senior Marketing Manager Lotte Mart berkeyakinan penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran akan meningkat selama Ramadan dan Lebaran 2015 ini dan berpotensi mengubah perbandingan antara jumlah transaksi tunai dan non tunai di Lotte Mart yang selama ini 1:1.

“Jumlah toko Lotte Mart saat ini 13 toko ritel dan dua berformat supermarket. Selama Ramadan dan Lebaran ini kami memiliki kerjasama khusus dengan MasterCard dan diharapkan makin banyak pemegang MasterCard yang berbelanja,” kata Yudi di Jakarta, Kamis (18/6). Program kerjasama berlaku di seluruh toko Lotte Mart di Indonesia dan akan berlangsung berlangsung dari 12 Juni hingga 18 Juli 2015. Bagi pelanggan Lotte Mart yang bertransaksi senilai antara Rp 500 hingga Rp 999 ribu menggunakan MasterCard berkesempatan mendapatkan satu botol sirup.

Sedangkan bagi yang berbelanja minimal Rp 1 juta akan mendapatkan 1 botol sirup dan 1 kaleng biskuit. Setiap harinya akan tersedia 1.500 bingkisan dan tidak berlaku kelipatan untuk promo tersebut dengan maksimal 1 kali transaksi per kartu per hari. Sementara Country Manager MasterCard Indonesia Irni Palar berharap selama Ramadan dan Lebaran nanti, semakin banyak orang Indonesia yang bertransaksi menggunakan kartu kredit guna mendukung terwujudnya less cash society di Tanah Air

"Kami berharap progam hadiah langsung tahun ini akan mendapatkan respon yang baik dari masyarakat dan kami juga berharap program ini dapat mengubah pola pikir konsumen Indonesia untuk mengubah kebiasaan bertransaksi secara tunai menjadi non-tunai karena telah terbukti lebih aman, efisien dan menguntungkan," tutur Irni.

Lebih lanjut Irni berharap adanya program ini pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah transaksi non-tunai pada kuartal kedua tahun ini.  Data Bank Indonesia menunjukkan jumlah transaksi kartu kredit pada kuartal pertama tahun ini tercatat 66,67 juta transaksi atau meningkat sekitar 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan untuk jumlah transaksi kartu debit pada kuartal pertama tahun ini naik sekitar 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 1,08 miliar transaksi. - PT MasterCard Indonesia berupaya mengoptimalkan transaksi elektronik (online) di Indonesia. Pasalnya, potensi pembayaran secara elektronik di tanah air untuk belanja online masih sangat besar. Menurut MasterCard Online Shopping Behaviour Study, penggunaan transaksi elektronik dalam pembayaran belanja online masih belum mampu menyaingi sistem pembayaran konvensional kendati pertumbuhannya mencapai 40 persen per tahun.

Berdasarkan studi tersebut, masyarakat Indonesia yang gemar berbelanja secara online masih menggunakan metode pembayaran konvensional yaitu dengan menggunakan uang tunai. MasterCard menyebut sekitar 37,9 persen transaksi jual-beli barang online justru dibayarkan dengan uang tunai. Metode pembayaran kedua yang paling banyak digunakan adalah transfer tunai antar bank sebanyak 27,5 persen.

"Potensi transaksi elektronik di Indonesia masih sangat besar dan perlu digali lebih dalam, untuk itu MasterCard merasa perlu melakukan kegiatan edukasi berkelanjutan," kata Country Manager MasterCard Indonesia Irni Palar dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/4).  Selain itu, Irni menuturkan berdasarkan survey yang dilakukan oleh MasterCard di 14 negara Asia Pasifik menunjukkan bahwa keputusan pembelian dalam melakukan belanja online ditentukan oleh tiga faktor utama, yakni metode pembayaran yang nyaman sebesar 92,6 persen, kecepatan transaksi sebesar 92,2 persen dan fasilitas yang aman sebesar 92 persen.

Salah satu cara MasterCard dalam mengedukasi masyarakat mengenai kecepatan, kenyamanan, dan keamanan transaksi elektronik adalah dengan menggandeng merchant ternama untuk menyediakan layanan pembayaran secara online, salah satunya dengan membuat kerjasama pembayaran restoran cepat saji McDonald's. Menurut Irni, generasi muda lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam hal ini internet dan sistem pembayaran elektronik. Segmen tersebut menurutnya sama dengan sebagian besar pengguna layanan pesan antar McDonald's yaitu McDelivery.

"Saya melihat McDonald's ini kan banyak sekali dikonsumsi oleh young generation, masyarakat muda, jadi tepat dalam memberikan edukasi yang harus dimulai dari awal," kata Irni.  Melalui program Online McDelivery Cashless Promo, pemilik kartu kredit MasterCard yang memanfaatkan layanan pesan antar dapat memesan produk dan melakukan pembayaran secara online. Dengan demikian, transaksi pembayaran dapat dilakukan secara nyaman, cepat, dan aman.

Melalui program ini, Irni berharap jumlah transaksi elektronik McDelivery bisa mencapai 6 ribu sampai 10 ribu transaksi dalam tiga bulan ke depan.  "Ketika pertama diluncurkan tahun lalu, pembayaran (McDelivery) hanya dapat dilakukan secara cash, dan kini konsumen memiliki alternatif metode pembayaran dengan kartu kredit," kata Marketing and Communication Director McDonald's Indonesia Michael Hartanto.

Melalui program yang berlaku mulai dari 30 Maret hingga 30 Juni 2015 ini, para pelanggan McDelivery yang melakukan pemesanan melalui laman McDelivery mendapatkan keuntungan seperti gratis BigMac untuk setiap online order pertama dan juga gratis biaya pengiriman jika melakukan setiap transaksi dengan kartu kredit MasterCard selama periode promosi.MasterCard Indonesia menargetkan pertumbuhan pemegang kartu kredit sebesar 10 persen pada tahun ini. Sementara untuk volume transaksi, Country Manager MasterCard Indonesia, Irni Palar, optimistis tumbuh 15 persen.

"Saya harapkan growth untuk tahun ini bisa 10 persen untuk pemegang kartu (kredit) yang baru. Jadi sekarang industri kan 16 juta jadi paling tidak ada kenaikan 1, 6 juta," kata Irni di Jakarta, Kamis (29/1). Secara persentase, jelas Irni, pertumbuhan pemegang kartu kredit tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun lalu 6 persen. Demikian pula untuk volume transaksi kartu kredit, diperkirakan tahun ini 5 persen lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu.

Lambatnya pertumbuhan volume transaksi tahun lalu, kata Irni, disinyalir karena kesibukan bank menghadapi tuntutan operasional dan sistem dari regulator. "Sebetulnya karena pertambahan basenya juga sangat kecil sekali jadi berimpact terhadap volume. Mungkin juga saya rasa dari bank juga cukup disibukkan dengan adanya aturan-aturan kemudian ada BI ada OJK sehingga secara operasional dan juga secara sistem itu banyak tuntutan yang harus dipenuhi oleh bank," tuturnya.

Kendati demikian, Irni melihat potensi pemegang kartu kredit di Indonesia masih cukup besar, yakni mencapai 20 juta kartu. angka tersebut lebih dari 3 kali lipat jumlah pemegang kartu kredit berprinsipal MasterCard.

No comments:

Post a Comment