Friday, June 12, 2015

Bandara Ngurah Rai Akan Beroperasi Dengan Listrik Tenaga Surya Tahun Ini

Bandara Ngurah Rai, Denpasar yang dikelola PT Angkasa Pura I (AP I) bakal memperoleh pasokan listrik alternatif dari panel surya yang akan dibangun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun ini.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan instansinya telah menetapkan Ngurah Rai sebagai bangunan yang akan menerima program pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari pemerintah.

“Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat baik, rata-rata 4,80 kilowatt hours (kWh) per meter persegi per hari. Konversi energi surya jadi listrik perlu didorong pemanfaatannya di Indonesia,” kata Rida dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (15/5).

Melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik, pemerintah telah memberikan kesempatan bagi pengusahaan energi surya sebagai pembangkit listrik melalui mekanisme kuota kapasitas dan penetapan harga patokan tertinggi sebesar US$ 25 sen per kWh.

Dengan adanya payung hukum tersebut, Rida berpendapat penggunaan panel surya sebagai alternatif pasokan listrik bisa didorong penggunaannya pada bangunan-bangunan perkantoran yang hampir seluruhnya menggunakan listrik dari jaringan PLN sehingga dapat menekan penggunaan bahan bakar minyak dan penurunan emisi CO2.

“PLTS rooftop merupakan solusi handal penyediaan energi di gedung-gedung perkantoran karena mayoritas gedung perkantoran menggunakan listrik pada siang hari atau jam kerja saja,” ujarnya.

Menurut Rida, penggunaan panel surya bisa membuat penghematan pengadaan listrik yang lebih murah dari diesel ataupun bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, perawatan dan pengoperasiannya juga mudah namun dampaknya signifikan untuk mengurangi polusi dan efek rumah kaca.

Disamping itu, bentuk panel surya memiliki keunggulan tersendiri apabila dibandingkan dengan PLTS skala besar, diantaranya lebih mudah dan murah untuk diintegrasikan dengan sistem kelistrikan yang sudah ada, dapat memanfaatkan lahan yang ada (mengurangi biaya investasi lahan), serta dapat turut mengurangi beban jaringan sistem yang ada.

No comments:

Post a Comment