Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah tajam pada sesi perdagangan awal hari ini hingga 3,1 persen ke level 4.858. Pemerintah menyatakan hal itu biasa terjadi karena dipengaruhi pelemahan baik dari luar maupun dalam negeri.
Dalam perdagangan hingga jeda siang, tercatat total transaksi mencapai nilai Rp 4,58 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 3,218 miliar saham. Sementara itu, investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) sebanyak Rp 293 miliar. Semua sektor tercatat melemah tajam yang dipimpin oleh sektor properti yang anjlok hingga 4,13 persen.
“Namanya saham kalau tidak turun ya naik, bukan saham namanya kalau naik terus. Ya kalau naik terus tidak ada yang mau kerja lagi orang. Tentu kita harapkan ada pergerakan dinamis seperti itu,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla usai membuka gelaran Indonesia Green Infrastructure Summit 2015 di Jakarta, Selasa (9/6).
Dia menyatakan pelemahan yang terjadi dalam pasar modal dalam negeri dipengaruhi beberapa faktor. JK menyatakan masalah yang menghadang berasal dari luar maupun dalam negeri. “Ada masalah dalam dan masalah luar negeri. Tentu ekonomi kita memamg menurun, industri pasar kita memang menurun, otomatis terjadi masalah di pasar modal,” jelasnya.
Pemerintah, lanjutnya, berencana untuk menjaga pertumbuhan dan investasi guna menanggulangi masalah tersebut. Dia menyatakan bakal terus berkoordinasi dengan jajaran pemerintah. “Kami akan menjaga pertumbuhan ekonomi dan investasi dalam negeri, supaya memberikan perbaikan. Tapi kita tentu tidak mungkin mengubah secepat itu. Ini akan luar dan dalam masalahnya,” katanya.
Sementara itu Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Ito Warsito menyatakan kondisi pelemahan indeks sesuai dan sejalan pergerakan bursa global. Hal tersebut dinilainya lumrah karena bersamaan dengan pasar modal lainnya. “Yang harus dilihat, apakah turun sendiri atau tidak. Yang lain juga turun, jadi masih in-line dengan kondisi internasional. Ini fenomena internasional,” ujar Ito dalam kesempatan berbeda.
Ito menjelaskan, jika melihat prediksi ke depan, pemerintah masih sama-sama percaya tumbuh 5 persen. Hal itu menurutnya berarti emiten masih punya peluang meningkatkan kinerja keuangan. Tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan berlanjut pada perdagangan Selasa (9/6). Selain faktor depresiasi kurs yang masih menghantui, sentimen juga muncul dari perkembangan ekonomi sejumlah negara.
Sinarmas Investment Research memperkirakan indeks akan bergerak melemah di kisaran 4.984-5.037. Sejumlah faktor yang menjadi perhatian Sinarmas antara proyeksi inflasi China pada bulan lalu yang diprediksi naik menjadi 0,1 persen (month to month) dibandingkan dengan bulan sebelumnya deflasi 0,2 persen.
Sementara dari Jepang, data persepsi konsumen yang akan dirilis diperkirakan naik 0,5 ke level 42. Selain itu dari Eropa, akan merilis data pertumbuhan PDB yang diperkirakan sebesar 0,4 persen secara kuartalan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 0,3 persen. "Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS turut memberikan sentimen terhadap indek," tulis Sinarmas Investment Research melalui risetnya, Selasa (9/6).
Sejumlah saham rekomendasi Sinarmas antara lain ITMG, WSKT, ISAT, dan GGRM.
Pada kesempatan berbeda, William Surya wijaya, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, memperkirakanIHSG akan bergerak di kisaran 5.002 – 5.141 pada hari ini. Menurutnya, indeks masih akan bergerak dalam tekanan, meski terlihat mulai terbatas. "Tekanan dalam market menjelang berakhirnya semester satu wajar terjadi dimana investor jangka menengah sedang mengatur kembali portofolio, ditambah pelemahan nilai tukar rupiah menjelang bulan Ramadha," tuturnya melalui riset.
Sejumlah saham yang patut dipertimbangkan menurut William antara lain ASII, PGAS, ERAA, GGRM, BMRI, LSIP, BWPT, dan BBNI. Proyeksi serupa juga disampaikan Reza Priyambada, Analis PT NH Korindo Securities Indonesia. Berdasarkan analisisnya, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4985-5007 dan resisten 5.050-5.090 dengan kecenderungan melemah.
"Akan tetapi, jika pelemahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk bottom fishing maka tidak tertutup kemungkinan laju IHSG dapat berbalik ara," tuturnya. Menurutnya, sepanjang belum adanya sentimen positif, maka laju IHSG masih menyimpan potensi pelemahan lanjutan.
Reza menyarankan investor mempertimbangkan sejumlah saham potensial, yakni LINK, ITMG, DSFI, WSKT, VIVA, dan SRIL. Pada perdagangan kemarin, Senin (8/6), indeks terkoreksi signifikan yakni sebesar 85 poin (1,68 persen) ke 5.014, setelah bergerak di antara 5.006-5.088. Sementara itu, di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah terkoreksi sebesar 101 poin (0,76 persen) ke Rp 13.391 per dolar AS setelah bergerak di kisaran Rp 13.351-Rp 13.397 per dolar AS.Posisi rupiah saat ini merupakan yang terendah sejak krisis keuangan 1998.
No comments:
Post a Comment