Kasus Yunani ini bikin geger dunia. Karena dikhawatirkan dampak krisis bisa merembet ke mana-mana. Meski begitu, jumlah utang Yunani ini masih lebih rendah dari aset Lehman Brothers di Amerika Serikat (AS) yang harus diselamatkan pada saat krisis 2008 lalu. Aset Lehman Brothers yang harus diselamatkan pemerintah AS mencapai US$ 600 miliar, atau sekitar Rp 7.800 triliun.
Berikut cerita negara yang pernah bangkrut tidak bisa membayar utangnya sejak 2000, seperti dilansir dari CNN, Selasa (30/6/2015).
- Yunani dengan utang US$ 138 miliar
Pada Maret 2012 lalu, Yunani juga tidak bisa membayar utang-utangnya senilai US$ 138 miliar, atau sekitar Rp 1.794 triliun. Namun, Yunani mendapat bantuan dari partnernya di Eropa berupa suntikan dana (bailout). Ini yang menjadi pemicu terjadinya krisis lanjutan di Yunani saat ini. - Argentina dengan utang US$ 95 miliar
Pada November 2001, mata uang Argentina dipatok sama dengan dolar AS dalam bertahun-tahun. Namun ternyata, nilai tukar mata uang Argentina dengan mata uang asing menjadi tidak akurat. Akhirnya muncul kepanikan, dan warga Argentina mulai menarik uang dari perbankan, namun ditahan oleh pemeintahnya. Kondisi ini membuat ekonomi negara ini turun menjadi hanya sepertiganya dalam setahun, menurut data IMF. Pada Juli 2014, Argentina dinyatakan gagal bayar (default), tidak bisa membayar utangnya kepada kreditur. Sampai saat ini, status Argentina masih gagal bayar. Utang Argentina ini jauh lebih kecil dari Yunani, namun ukuran ekonomi Yunani hanya setengah Argentina. - Jamaika dengan utang US$ 7,9 miliar
Kejadiannya pada Februari 2010. Pemerintah negara ini melakukan belanja anggaran besar bertahun-tahun, dan tingginya inflasi membuat Jamaika tidak bisa membayar utang-utangnya 5 thaun yang lalu. Saat itu, 40% dari anggaran pemerintah dialokasikan untuk membayar utang. Ekonomi Jamaika yang bergantung pada pariwisata, menderita karena resesi ekonomi di AS pada akhir 2008. - Ekuador dengan utang US$ 3,2 miliar
Pada Desember 2008, Ekuador menyatakan tak mau membayar utangnya. Presiden Ekuador saat itu, Rafael Correa mengatakan tidak kepada krediturnya. Alasannya, Correa menyatakan, utang-utang dari hedge fund asal Amerika Serikat (AS) tidak bermoral. Sebenarnya Ekuador merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam, dan bisa membayar utangnya. Namun mereka memilih tidak membayar.
No comments:
Post a Comment