Pemerintah kembali mendapatkan komitmen pinjaman program baru dari empat lembaga keuangan multilateral, dengan total plafon mencapai US$1,1 miliar atau setara dengan Rp 14,8 triliun (kurs Rp 13.470). Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyatakan komitmen tersebut diberikan oleh Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) masing-masing US$ 500 juta, sedangkan US$ 100 juta sisanya berasal dari Bank Pembangunan Jerman (KfW Bankengruppe) dan Bank Pembangunan Perancis (Agence Francaise Development).
Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, menjelaskan komitmen baru tersebut melengkapi komitmen pinjaman program sebelumnya, sebesar US$ 600 juta, yang sudah diperhitungkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.
"Yang sudah di APBN US$ 600 juta, dengan komitmen baru itu sekarang pemerintah punya ketersediaan pinjaman US$ 1,7 miliar," ujar Robert kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (30/7). Menurut Robert, pinjaman program tersebut bersifat siaga dan sewaktu-waktu bisa ditarik jika defisit fiskal berpotensi melebar.
Sebagai informasi, pemerintah masih mengantongi komitmen pinjaman siaga dari luar negeri sebesar US$ 5 miliar, yang berasal dari Bank Dunia sebesar US$ 2 miliar, Pemerintah Australia sebesar US$ 1 miliar, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar US$ 1,5 miliar, dan Asean Development Bank (ADB) sebesar US$ 500 juta
No comments:
Post a Comment