PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) harus menelan pil pahit dalam pelayanan angkutan penumpang dengan tiket murah lantaran harus tekor hingga miliaran rupiah. Muhammad Djuhari, kapten kapal motor Tidar, mengatakan rute yang dilalui kapal yang dinakhodainya yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta-Fak Fak, Papua. Rute itu dilayari selama 14 hari.
Untuk menempuh rute itu, KM Tidar harus meminum 500 kiloliter solar. Jika diasumsikan harga rata-rata solar Rp 8.000 per liter, total biaya bahan bakar untuk sekali jalan mencapai Rp 4 miliar.
"Pendapatan tiket kalau lagi peak season seperti mudik lebaran bisa Rp 5-6 miliar. Kalau normal paling hanya Rp 3-3,5 miliar," katanya saat berbincang di atas KM Tidar. Menurut Djuhari, komponen bahan bakar berkontribusi sebesar 60 persen terhadap total biaya. Sisanya untuk biaya perawatan kapal serta makan bagi penumpang dan pegawai.
KM Tidar diawaki 145 orang dalam setiap perjalanan. Secara keseluruhan, anak buah kapal (ABK) di KM Tidar 160-170 orang, yang bertukar jadwal berlayar. "Petugas dari level perwira, bintara, dan tamtama. Ada bagian masing-masing. Misalnya dari nakhoda, junior dan senior, dan lainnya," katanya.
No comments:
Post a Comment