Monday, July 27, 2015

Grup MNC Buyback Saham Senilai Rp 7,5 Triliun

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) grup MNC menyetujui rencana pembelian saham kembali atau buyback kepemilikan perusahaan di bawah naungan grup tersebut dengan nilai mencapai Rp 7,5 triliun. “Buyback dilakukan karena saham murah. Jadi daripada dana yang ada ditempatkan di bank, maka lebih produktif dipakai untuk buyback, karena suatu saat akan kami jual lagi ke pasar,” ujar Hary Tanoesoedibjo, CEO Grup MNC usai RUPS di auditorium gedung MNC, Senin (27/7).

Untuk diketahui perusahaan dalam grup yang melakukan buyback antara lain pertama, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan jumlah 1,25 miliar saham senilai Rp 3,2 triliun. Kedua PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dengan jumlah 353 juta saham dengan nilai Rp 636 miliar.

Ketiga, adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang melakukan pembelian 1,27 miliar saham dengan nilai mencapai Rp 2,2 triliun. Keempat, yaitu PT MNC Investama Tbk (BHIT) yang membeli 3,78 miliar lembar saham senilai Rp 1,52 triliun. Aksi buyback bakal dilakukan selama 18 bulan sejak 28 Juli 2015 hingga 28 Januari 2017.

Hary menjelaskan, dana yang digunakan oleh perseroan dalam melakukan buyback berasal dari berbagai sumber, yaitu kas internal dan pinjaman bank. Hary yakin, strategi buyback yang dilakukan ini bakal positif meski saat ini kondisi ekonomi sedang melemah. “Memang, secara makro ekonomi kondisi Indonesia kurang bagus, jadi kinerja kita tidak sebagus tahun lalu,” jelasnya.

Namun, menurutnya pada kuartal II tahun ini kinerja grup MNC masih relatif baik di sektor jasa keuangan, media dan properti. Hal itu, lanjutnya, membuat kinerja konsolidasi MNC Investama selaku holding juga baik. “Pendapatan iklan masih naik, pelanggan juga masih tumbuh. Cuma memang harus hati-hati, karena ekonomi sedang slowing down,” kata Hary.

Seperti diketahui, MNC menyiapkan modal Rp 30 triliun untuk ekspansi semua lini usahanya hingga 2020. Fokus investasi lima tahunan MNC ini akan diprioritaskan ke bisnis media, properti dan finansial.

MNC berencana fokus mengembangkan bisnus media, sektor keuangan seperti asuransi dan bank. Lebih lanjut, sektor properti dan investasi secara umum juga bakal dikembangkan untuk diversifikasi usaha. Lebih lanjut, terkait rencana pembelian 33,82 persen saham Link Net dari PT First Media Tbk yang dimiliki CVC Capital Partners Ltd, Hary Tanoe masih bungkam. Ia menyatakan belum bisa memberikan informasi lebih lanjut karena adanya perjanjian kerahasiaan transaksi.

“Saya tidak bisa bicara tentang hal itu karena sudah adanon-disclosure agreement terkait transaksi ini,” jelasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, beberapa pihak sudah menyatakan ketertarikannya untuk memboyong saham Link Net tersebut. Perusahaan tersebut antara lain PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Grup MNC melalui PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Lebih lanjut, Hary mengungkapkan aksi perseroan terbaru dengan membuat induk perusahaan (holding) bernama Sky Vision Network. Nantinya, perusahaan tersebut bakal menjadi holding di bisnis TV dan broadband.

“Sky Vision Network nanti bakal 100 persen dimiliki Global Mediacom, dan akan menjadi induk produk Pay TV, IP TV, Over The Top (OTT) dan broadband,” jelasnya.

No comments:

Post a Comment