Perusahaan komestik PT Mandom lndonesia Tbk mengalami pertumbuhan laba bersih mencapai 435,8 persen menjadi Rp 505,9 miliar pada semester I tahun ini secara tahunan karena menjual kantor dan pabrik. Hingga kuartal kedua 2015, Mandom berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,2 triliun atau tumbuh 5,0 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Dimana pertumbuhan penjualan domestik sebesar 5,5 persen sementara ekspor tumbuh 3,7 persen.
Muhammad Makmun Arsyad Presiden Direktur Mandom mengatakan jika dilihat dari kategorinya, kategori perawatan rambut tumbuh 14,2 persen, disusul oleh wangi-wangian yang tumbuh 13,7 persen dan perawatan kulit dan rias tumbuh 0,3 persen. “Sementara kenaikan harga pokok penjualan sebesar 6,7 persen berasal dari kenaikan biaya overhead dan efek melemahnya nilai Rupiah terhadap valuta asing,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (31/7).
Laba kotor tercatat sebesar Rp 455,5 miliar, atau tumbuh 2,2 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Laba operasional turun 23,7 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya seiring dengan kenaikan beban operasional serta beban penjualan yang juga naik untuk mendorong kinerja penjualan produk-produk baru yang telah diluncurkan. “Laba bersih tercatat Rp 505,9 miliar atau tumbuh 435,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini seiring dengan hasil penjualan tanah dan bangunan kantor serta pabrik Perseroan yang berlokasi di Sunter sebesar Rp 500 miliar,” ungkap Muhammad.
Pada Mei 2015, Mandom lndonesia telah merelokasi seluruh kegiatan kantor dan pabrik yang berada di Sunter ke Kantor dan Pabrik Baru yang berada di Kawasan lndustri MM 2100, Jl. lrian Blok PP, Bekasi. Pabrik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan penjualan yang telah ditargetkan.
“Saat ini segenap Manajemen dan Karyawan PT Mandom lndonesia Tbk masih berduka atas musibah kebakaran yang terjadi pada tangrgal 10 Juli 2015. Manajemen dan seluruh karyawan bahu-membahu bekerja sama untuk dapat menangani musibah ini dengan baik. Hingga saat ini proses investigasi penyebab kebakaran masih berlangsung,” imbuh Muhammad.
Kerugian yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut masih dalam proses perhitungan oleh pihak manajemen. Sebagai informasi, bangunan dan mesin yang terkena dampak dari kebakaran tersebut telah di asuransikan. Kondisi terakhir sampai dengan hari Rabu, 29 Juli 2015, jumlah karyawan yang meninggal adalah sebanyak 21 orang (5 orang meninggal di lokasi kejadian dan 16 orang meninggal dalam perawatan di rumah sakit).
Sementara itu 37 orang karyawan lainnya masih dalam perawatan di B rumah sakit yaitu RS Cipto Mangunkusumo, RSPAD Gatot Subroto, RS Pertamina Pusat, RS Mayapada Lebak Bulus, RS Premier Bintaro, RS Hermina Grand Wisata, RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, dan RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.
Perseroan, lanjut Muhammad, berupaya sekuat tenaga untuk menangani perawatan karyawan beserta keluarga yang menunggu di rumah sakit. Untuk santunan, biaya, dan lain-lain bagi karyawan yang meninggal dunia, Perseroan telah memberikan santunan sebesar Rp 200 Juta kepada keluarga dari karyawan yang meninggal dan Rp 10 juta untuk biaya pemakaman.
“Nilai tersebut di luar hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sementara itu, bagi karyawan yang masih dalam perawatan, Perseroan berkomitmen untuk memberikan penanganan maksimal sampai karyawan sembuh,” katanya.
PT Mandom Indonesia (Tbk) kemarin menghentikan seluruh operasi produksinya akibat kebakaran yang menimpa salah satu pabriknya di Kawasan Industri MM 2100 di Jalan Irian Blok PP, Bekasi. PT Mandom akan kembali beroperasi pada Senin (13/7) besok, demikian menurut pernyataan tertulis PT Mandom (Tbk) yang diterima . Dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh Presiden Direktur/CEO PT Mandom Indonesia (Tbk) Muhammad Makmun Arsyad menyatakan bahwa manajemen dan seluruh karyawan sangat berduka cita atas kebakaran hebat yang terjadi kemarin.
Dalam pernyataan itu dijelaskan bahwa kebakaran kemarin terjadi pada pukul 09.118 WIB di area aerosol pabrik. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 10.30 WIB. Sejauh ini, akibat kebakaran itu, lima orang meninggal dan dan sekitar 56 orang karyawan luka-luka telah ditangani di beberapa rumah sakit di sekitar Bekasi.
Evakuasi dilalukan oleh pihak yang berwajib, sementara area kebakaran dan yang terdampak juga telah diisolasi. Saat proses pemadam api dan evakuasi, seluruh proses produksi dihentikan dan. “Manajemen saat ini sedang fokus pada upaya penanganan di lapangan dan memberikan dukungan psikologi pada seluruh karyawan,” kata Arsyad. Mengenai dampak material atas kebakaran ini, manajemen masih melakukan perhitungan secara menyeluruh. “Diperkirakan pada Senin 13 Juli kegiatan dapat dimulai kembali, kecuali untuk area yang terkena dampak kebakaran,” tutur Arsyad.
Pabrik yang berada di Kawasan Industri MM 2100 ini baru diresmikan kurang dari satu bulan lalu. Pabrik baru ini dibangun di atas lahan seluas 14 hektare dan luas bangunannya mencapai 3,9 hektare. Sebelumnya Mandom sudah mendirikan pabrik dan kantor di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Pada saat peresmian, CEO Mandom Indonesia Muhammad Makmun Arsyad mengatakan pabrik baru itu diharapkan akan meningkatkan kapasitas produksi hingga 1,6 kali lipat pabrik lama di Sunter, atau sekitar 970 juta pieces per tahun menjadi 1,55 miliar pieces per tahun. Mandom sendiri sudah beroperasi selama 44 tahun di Indonesia. Produk-produknya antara lain merek Pixy, Spalding, Gatsby, dan Tancho.
Dijadwalkan, Pusblafor Mabes Polri akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) antara hari ini atau besok Minggu (12/7). Olah TKP ini untuk menyelidiki bagamaimana kebakaran hebat itu bisa terjadi. Dugaan sementara, kebakaran itu terjadi akibat kebocoran gas.
No comments:
Post a Comment