Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings telah menetapkan peringkat obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia dalam mata uang euro (euro bond) senilai € 1,25 miliar atau setara Rp 18,47 triliun. Surat utang yang diterbitkan di bawah program jangka menengah global tersebut mendapat peringkat 'BBB- (EXP)'.
Analis utama Fitch Ratings Thomas Rookmaaker mengatakan peringkat tersebut sejalan dengan rating Long-Term Foreign Currency Issuer Default Indonesia (IDR) di level 'BBB-' yang memiliki outlook stabil. “Peringkat akan sensitif terhadap setiap perubahan Long-Term Foreign Currency IDR di Indonesia. Pada bulan November 2014, Fitch menetapkan Long-Term Foreign Currency IDR Indonesia di peringkat 'BBB-' dengan prospek stabil. Sementara peringkat Long-Term Local Currency IDR juga berada 'BBB-' dengan outlook stabil,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/7).
Seperti diketahui, euro bond seri RIEUR0725 itu dilelang pada Kamis (23/7) waktu Eropa, dengan total penawaran yang masuk mencapai € 2,4 miliar atau sekitar Rp 35,46 miliar. Penawaran tersebut 1,9 kali lebih besar dari yang diserap pemerintah. Dalam gelaran ini, pemerintah menunjuk Deutsche Bank, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank, sebagai Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners. Selain itu, PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas didaulat menjadi co-Managers.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam situs resminya menjelaskan, obligasi Euro tersebut memiliki tenor 10 tahun atau jatuh tempo pada 30 Juli 2025, dengan tingkat imbal hasil (yield) sebesar 3,55 persen dan bunga kupon 3,37 persen.
Lebih lanjut, berdasarkan asal investor, peminat Euro Bond terbanyak berasal dari Amerika Serikat sebanyak 37 persen. Disusul kemudian investor asal Inggris Raya 17 persen, Jerman dan Austria 9 persen, Skandinavia dan Swiss 8 persen, serta 9 persen untuk investor Eropa lainnya. Sisanya 13 persen merupakan investor Asia di luar Indonesia, dan 7 persen investor Indonesia.
Sementara berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada asset managers/fund managers sebesar 66 persen, perbankan 6 persen, asuransi/dana pensiun 9 persen, dan bank sentral/sovereign funds 9 persen. Pasca krisis utang Yunani mereda, Pemerintah Indonesia langsung menggebrak pasar Eropa dengan menerbitkan obligasi berdenominasi Euro sebesar € 1,25 miliar atau ekuivalen Rp 18,47 triliun.
Euro bond seri RIEUR0725 itu dilelang pada Kamis (23/7) waktu Eropa, dengan total penawaran yang masuk mencapai € 2,4 miliar atau sekitar Rp 35,46 miliar. Penawaran tersebut 1,9 kali lebih besar dari yang diserap pemerintah. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam situs resminya menjelaskan, obligasi Euro tersebut memiliki tenor 10 tahun atau jatuh tempo pada 30 Juli 2025, dengan tingkat imbal hasil (yield) sebesar 3,55 persen dan bunga kupon 3,37 persen.
Berdasarkan asal investor, peminat Euro Bond terbanyak berasal dari Amerika Serikat sebanyak 37 persen. Disusul kemudian investor asal Inggris Raya 17 persen, Jerman dan Austria 9 persen, Skandinavia dan Swiss 8 persen, serta 9 persen untuk investor Eropa lainnya. Sisanya 13 persen merupakan investor Asia di luar Indonesia, dan 7 persen investor Indonesia.
Sementara berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada asset managers/fund managers sebesar 66 persen, perbankan 6 persen, asuransi/dana pensiun 9 persen, dan bank sentral/sovereign funds 9 persen. Bertindak sebagai Joint Lead Managers dan Joint Boolcrunners dalam transaksi ini adalah Deutsche Bank, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank, serta bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri sekuritas.
No comments:
Post a Comment