Produsen sepatu merek Nike di Balaraja, Tangerang, PT Adis Dimension Footwear saat ini sedang membangun pabrik baru di Majalengka, Jawa Barat. Pabrik senilai US$ 60 juta ini bisa memproduksi sepatu Nike sebanyak 10 juta pasang sepatu. Chairman Adis, Harijanto mengatakan, saat ini, pabrik tersebut masih dalam tahap pengerjaan konstruksi. Meski begitu, sudah ada aktivitas kerja di pabrik yang membuat sepatu bermerek terkenal itu.
"Under construction, sekarang tapi sedang ada yang training," tuturnya di lokasi pabrik Adis di Balaraja, Tangerang, Banten, Jumat (31/7/2015). Dia mengatakan, pabrik tersebut bakal mempunyai kapasitas 10 juta pasang sepatu per tahun. Dengan begitu, seluruh total kapasitas produksi sepatu Nike buatan Adis mencapai 30 juta per tahun.
"Investasinya sekitar US$ 50-60 juta," jelasnya. Dengan dibangunnya pabrik tersebut, lanjut Harijanto, tenaga kerja juga akan banyak diserap, mengingat, sektor industri alas kaki adalah salah satu sektor industri padat karya selain tekstil dan produk tekstil.
"Targetnya sampai 10.000 orang tenaga kerja. Kalau 10 juta pasang ya 10.000. Begitu saja," tambah Harijanto. Namun dia belum bisa menyebutkan kapan pabrik ini akan beroperasi secara penuh dan optimal. "Itu proyek jangka panjang," katanya. Di tempat yang sama, Menteri Saleh Husin mengapresiasi langkah dari Adis untuk terus berekspansi di sektor industri alas kaki. Dia berharap, langkah yang sama juga dilakukan oleh industri-industri lain di Indonesia.
"Saya harap ini juga bisa menjadi pemicu untuk yang lain, tak hanya Adis saja," kata Saleh.
Investasi industri alas kaki tercatat cenderung naik setiap tahunnya. Pada tiga tahun terakhir (2011–2014), kenaikan rata-rata mencapai 4,74%. Pada tahun 2014, nilai investasi di sektor industri alas kaki sebesar Rp. 10,7 triliun atau naik sekitar 1,25% dibanding tahun sebelumnya, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang.
Di samping itu, nilai perdagangannya terus meningkat dengan rata-rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir yang mencapai US$ 2,84 miliar. Pada akhir tahun 2014, surplus perdagangan produk alas kaki sebesar US$ 3,7 miliar.
Beberapa program peningkatan daya saing industri alas kaki antara lain memfasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual desain alas kaki dalam negeri, harmonisasi sistem perpajakan keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi dan pengembangan branding shoes nasional.
Selain di Indonesia, pabrik sepatu Nike juga dibuat di negara-negara lain termasuk Asia. Di Asia, ada sejumlah negara yang memproduksi sepatu bermerek terkenal ini, contohnya Vietnam dan China. Apa bedanya? Salah satu produsen sepatu Nike di Indonesia adalah PT Adis Dimension Footwear, yang berlokasi di Balaraja, Tangerang. Chairman Adis, Harijanto menganggap dua negara tersebut adalah saingannya.
"Kita saingannya cuma dua negara itu, soal garmen dan sepatu itu. Kita cost production lebih mahal, tapi kalau dengan China kita hampir sama," tuturnya kala ditemui di lokasi pabrik, Jumat (31/7/2015). Dia mengatakan, ada beberapa hal yang membuat biaya produksi di Indonesia cukup tinggi, di antaranya insentif yang diberikan pemerintah, hingga produktivitas. Biaya produksi yang mahal, lanjut Harijanto, berdampak pada harga sepatu.
"Kalau dengan Vietnam dia lebih murah, sekitar 10-15%," katanya.
Tapi jika dilihat berdasarkan kualitas produk, sepatu buatan Indonesia tak bisa dianggap sebelah mata. Menurutnya, produk sepatu Nike buatan Tangerang ini kualitasnya lebih baik. "Keunggulan kita itu di kualitas jahit. Workmanship kita lebih rapi. Di sana memang cepat produktivitas tinggi, kita tertinggal, tapi output dari itu kualitas kita lebih baik," tuturnya.
Direktur Manufaktur Adis, Dedi Nuryadi mengatakan hal senada. Dia menyebutkan, kualitas sebenarnya sudah ditentukan pemegang merek, yang diberi nama Manufacturing Index Score. Standar yang biasa disebut MI Score tersebut dibagi menjadi 4 kriteria, yakni yang terjelek Red, Bronze, Silver hingga yang terbaik adalah Gold. "Kita sekarang di Silver, kita sedang menuju ke Gold, nanti bisa Gold," tutupnya.
No comments:
Post a Comment