Anggota Komisi IV DPR RI, Ichsan Firdaus mengatakan, lonjakan harga daging saat Idul Fitri yang menembus Rp140 ribu per kilogram dimungkinkan karena dua faktor klasik. "Berarti ada dua kemungkinan terjadinya kenaikan harga daging tersebut. Yakni faktor distribusi yang tidak lancar karena dugaan spekulasi dan penimbunan atau data stok daging yang sebenarnya tidak cukup," kata Ichsan melalui pesan BBM di Jakarta, Jumat.
Kata anggota DPR RI dari Partai Golkar itu, kalau faktor distribusi yang jadi masalah, maka berarti Keppres tentang larangan penimbunan, tidak berjalan dengan baik dan efektif. "Kalau faktor data stok yang tidak akurat, berarti kalkulasi stok daging dari Kementerian Pertanian harus dievaluasi," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, harus ada koordinasi yang baik antar lembaga dan implementasi kebijakan yang harus efektif ke bawah "Harga daging seharusnya kisaran Rp100-Rp120 ribu per kilogramnya. Kalau data yang tidak akurat, Menteri Pertanian harus bertanggung jawab," ujar dia. Dengan kondisi seperti ini, imbuhnya, apa yang dilakukan Menteri Pertanian tidak efektif.
Menurut dia, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan stok daging cukup tapi harga daging naik. "Berarti blusukan Mentan selama ini harus dilakukan evaluasi mendalam. Blusukan Mentan itu baik kalau diiringi strategi pengelolaan pangan yang efektif. Tapi blusukan tanpa ada visi dan strategi pengelolaan pangan, dikhawatirkan hanya untuk konsumsi pencitraan saja," demikian Ichsan Firdaus.
Anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan, meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah agar harga daging tak menembus harga Rp150.000 per kilogram. "Tahun lalu harga daging paling tinggi hanya Rp100.000 perkilogram. Kalau pemerintah tidak segera mengambil tindakan, harga daging bisa tembus Rp150.000 perkilogram," kata Johan dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis.
Dia juga menyayangkan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, yang menyebutkan harga kebutuhan bahan pokok termasuk daging sudah tak ada masalah. "Menteri pertanian jangan janji-janji dan pencitraan saja, buktinya berbeda dengan lapangan. Yang pasti tidak ada distribusi yang terhambat, kalau stok kan sudah dipastikan menteri pertanian lebih dari cukup, tapi kenapa harga dging melangit," ujar politisi PKB itu.
Ia juga meminta pemasok utama daging agar mereka membantu memastikan harga stabil. "Kasihan masyarakat yang sangat terbebani melangitnya harga daging, bisa kaga lebaran masyarakat nanti," katanya. Terkait antisipasi dijualnya bahan pokok berkualitas buruk atau oplosan di pasar tradisional, anggota DPPR dari Kalimantan Barat itu menyatakan, hal itu bisa saja terjadi.
"Yah namanya pedagang dimanapun akan cari akal bagaimana bisa untung maksimal, apalagi kalau penegakan hukum dan aturan tidak berjalan," sebutnya. Namun demikian, jika aturan dan hukum ditegakkan, tak akan ada pedagang yang melakukan kecurangan.
"Jadi tegakkan saja aturan dan hukum secara tegas, maka tidak ada lagi pedagang yang berani, kalaupun ada menjadi sangat sedikit, apalagi bila sanksi hukumnya lebih besar dari keuntungan yang diperoleh pedagang," kata Johan.
No comments:
Post a Comment