Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan tingkat pertumbuhan industri Fast Moving Consumer Good( FMCG) atau produk yang memiliki perputaran omset dengan cepat dan biaya yang relative rendah masih menunjukkan angka dua digit (15%,) Moving Annual Total June 2014). Dengan peningkatan jumlah kelas menengah dan rata-rata usia penduduk Indonesia relatif muda (50.2% berusia di bawah 29 thn), tentu saja Indonesia masih merupakan pasar yang sangat potensial untuk produk-produk FMCG.
"Hal ini mendorong para produsen untuk berlomba-lomba memasarkan produknya tidak sekedar menggunakan cara yang konservatif tetapi melalui berbagai cara yang inovatif dan inspirasional," kata Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, dalam keterangan persnya di event Consumer Connection, Jakarta (16/10/2014).
Dipaparkannya, beberapa kisah sukses dari beberapa merek yang berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan produknya melalui cara yang inspirasional. Merek pertama yang dianggap berhasil meningkatkan penjualannya secara fenomenal adalah Downy. Dengan menggunakan tagline juara “pelembut pakaian no.1 di dunia”, Downy berhasil meningkatkan market share saat ini (MAT June 2014) hampir 4 kali lipat dalam 3.5 tahun pemasarannya di Indonesia, dengan jumlah jangkauan penetrasi rumah tangga yang cukup luas.
"Kunci keberhasilan Downy dengan menggunakan tagline “merek no,1 dunia” ini juga digunakan beberapa merek lain seperti Rexona dan Modena," ujarnya.
Kisah sukses kedua datang dari kosmetik lokal, Wardah. Merek tersebut membawa sesuatu yang baru ke pasar kosmetik di Indonesia dengan menyasar konsumen wanita modern berhijab dan merupakan merek pertama di industri kosmetik yang menyertakan klaim Halal pada produknya. Cara tesebut berhasil membawa PT Pusaka Tradisi Ibu sebagai salah satu produsen terbaik yang berhasil meraih tingkat pertumbuhan nilai penjualan yang tinggi dibandingkan performa tahun sebelumnya.
Sedangkan, dari industri makanan, Pro Chiz berhasil menerobos sebuah kategori yang selama ini diidentikan dengan harga premium, yaitu keju. Pro Chiz memposisikan diri sebagai produk dengan harga terjangkau (ekonomis) dan mengklaim memiliki rasa lebih baik melalui tag “ Taste better”, dapat mengembangkan pasar kategori keju yang tinggi dalam waktu 3 tahun (di daerah perkotaan di Indonesia).
Selain para pemain baru, Pepsodent, merek yang sudah berusia puluhan tahun juga tetap mampu mempertahankan performanya dengan angka pertumbuhan positif. Kunci keberhasilan Pepsodent adalah kemampuannya dalam melakukan premiumisasi produk dengan menawarkan beberapa benefit tambahan misalnya pasta gigi khusus untuk gigi sensitive," sambungnya.
"Kunci keberhasilan sebuah merek untuk menguasai pasar adalah dengan menciptakan suatu yang spesial atau autentik dengan diri mereka dan tidak sekedar mengandalkan iklan secara besar-besaran di media massa," tegasnya.
Sementara itu, Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia, Vietnam and Philippine mengakui dunia pemasaran ke depannya akan semakin menantang, salah satunya adalah rencana perdagangan bebas Asia 2015 (MEA). Kondisi itu memungkinkan para pemain global masuk ke Indonesia dan sebaliknya para pemain lokal berkesempatan mengembangkan sayapnya ke luar negeri.
”Hal ini akan menyebabkan persaingan antar pemasar semakin ketat. Para konsumen yang berasal dari kelas ekonomi tinggi mempunyai lebih banyak pilihan dan berakibat pada menurunnya loyalitas," ujar Fabrice. Perkembangan media digital juga memungkinkan para konsumen untuk mempunyai banyak pilihan dan bisa lebih terbuka mengemukakan pilihannya. Hal ini tentu saja berimplikasi pada adanya kebutuhan bagi para pemasar untuk bisa menumbuhkan “trust” atau kepercayaan dari konsumen.
Terkait hal itu, ada 3 hal yang saat ini harus diperhatikan oleh para pemasar untuk memenangkan hati konsumen. Yang pertama adalah, bagaimana memanfaatkan TV sebagai media pemasaran. Meski televisi merupakan media pilihan utama para pemasang iklan (65% dari total belanja iklan), namun saat ini fakta semakin banyak produsen yang mengurangi anggaran belanja iklan untuk TV. Padahal, di sisi lain media TV masih memegang peranan penting untuk mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan konsumsi/pembelian produk.
"Selain iklan, Sponsorhip program juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan penjualan. Namun efeknya tergantung pada jenis program TV yang dipilih untuk disponsori," ujar Andrew Ridsdale-Smith, Head, Regional Centre of Excellence Kantar Worldpanel.
”Pemilihan program TV yang tepat untuk disponsori, serupa dengan target pasar sasaran akan mampu mendorong tingginya angka penjualan. Pemasar jangan hanya sekedar memilih program TV dengan jumlah penonton terbanyak, namun lebih tepat jika memilih sebuah program yang profil penontonnya merupakan target pasar yang menjadi sasaran produk tersebut," sambungnya.
Hal kedua adalah bagaimana menciptakan pesan yang tepat untuk dikomunikasikan kepada konsumen, sehingga pesan tersebut dapat dipersepsikan konsumen sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan mereka. Jenis pesan yang bermuatan functional benefit suatu produk lebih mampu meningkatkan penjualan. Pesan inilah yang harus secara fokus terus menerus disampaikan kepada pasar sasaran.
Kunci keberhasilan pertumbuhan sebuah produk adalah terletak pada kemampuan untuk menarik konsumen baru, karena produk dengan penetrasi pasar lebih luas biasanya akan dapat meraih pangsa pasar lebih tinggi. Oleh karenanya, Andy menegaskan, peluncuran produk baru lebih baik dilakukan di channel dengan jangkauan konsumen yang lebih luas misalnya hypermarket atau supermarket.
"Pemberian potongan harga secara berlebihan tidak mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian ulang sebuah produk dan cenderung menghancurkan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk. Oleh karenanya, para pemasar sebaiknya menghindari pemberian diskon yang berlebihan," sambung Andy.
Sementara itu, Sudesh Puthran, Technical Advisor Mindshare Indonesia menjelaskan, internet di Indonesia saat ini sudah menjadi kebutuhan primer untuk para penggunanya. Perkembangan sosial media menjadi salah satu faktor penting yang mendorong besarnya pemakai internet di negara ini.
"Rata-rata pengguna internet menghabiskan waktu sebanyak 2,5 jam per hari untuk mengakses internet secara mobile dan diperkirakan akan terus meningkat dalam 3 tahun mendatang," kata Sudesh.
Pemasar berpeluang melakukan analisis dengan basis para pengguna media sosial facebook dan twitter. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan interest dari para pengguna media sosial untuk kemudian dijadikan target dan pasar sasaran produknya.
No comments:
Post a Comment