Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah harian buruh tani nasional pada Juni 2015 sebesar Rp 46.458 per hari atau naik 0,16 persen dari upah harian buruh di bulan Mei 2015, Rp 46.386 per hari.
Kendati demikian , daya beli beli buruh tani turun hal itu tercermin dari merosotnya upah rill sebesar 0,66 persen dari Rp 38.383 per hari di bulan Mei 2015 menjadi Rp 38.130 per hari pada Juni 2015.
“Artinya, (upah harian buruh tani) secara nominal naik tetapi secara riil turun karena tergerus inflasi,” kata Kepala BPS Suryamin di kantor pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/7). Sementara itu, upah harian buruh konstruksi yang bekerja di kota mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen secara nominal dibandingkan upah harian buruh konstruksi Mei 2015 menjadi Rp80.237 per hari pada Juni.
“Tetapi secara riilnya, karena tingkat inflasi melebihi dibandingkan kenaikan upah nominalnya, secara riil upahnya turun sebesar 0,35 persen,” kata Suryamin.
Tercatat, upah riil buruh konstruksi pada Juni 2015 turun dari Rp67.019 per hari menjadi Rp66.786 per hari. Selanjutnya, rata-rata upah nominal buruh potong rambut wanita pada Juni 2015 naik 0,19 persen dari Rp 23.310 per kepala di Mei 2015 menjadi Rp 23.354 per kepala. Sedangkan upah riilnya, juga mengalami penurunan sebsar 0,35 persen, dari Rp 19.507 per kepala menjadi Rp 19.439 per kepala.
Upah nominal pembantu rumah tangga per bulan tercatat naik 0,36 persen menjadi Rp 351.497 dari Rp 350.247 pada Mei 2015. Sama halnya dengan upah riil pekerja sebelumnya, upah riil pembantu rumah tangga juga turun dari Rp 293.000 menjadi Rp 292.573. “Itulah pentingnya mengendalikan harga ya. Kalau harga terkendali, kalau harganya tidak naik maka kesejahteraan juga meningkat,” ujarnya.
Sebagai informasi, BPS mencatat tingkat inflasi Indonesia pada Juni 2015 sebesar 0,54 persen atau naik 0,04 persen dibandingkan dengan inflasi Mei. Secara kumulatif, inflasi tahun tahun kalender (year to date) sebesar 0,96 persen, sedangkan tingkat inflasi tahunan (year on year) 7,26 persen.
No comments:
Post a Comment