Asosiasi Perjalanan Wisata (Asita) menilai Bali masih menjadi destinasi favorit bagi wisawatan mancanegara maupun domestik untuk berlibur. Terutama pada libur panjang Hari Raya Idul Fitri, jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata diyakini meningkat sekitar 10 persen dari rata-rata kondisi normal.
"Kami harapkan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan 10 persen selama libur panjang lebaran tahun ini," ujar Ketua Asita Bali, I Ketut Ardhana Dia berharap erupsi Gunung Raung di Besuki, Jawa Timur segera berhenti agar potensi wisata tersebut tak hilang. Pasalnya, akibat erupsi tersebut, otoritas penerbangan menghentikan aktivitas pesawat dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Bali.
Ida Bagus Ngurah Wijaya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali mengatakan saat ini merupakan masa libur tengah tahun yang biasanya menjadi berkah bagi pelaku pariwisata Bali. Pasalnya, tak hanya turis mancanegara yang menjadikan Bali sebagai destinasi liburan, tetapi juga wisatawan domestik.
"Apa lagi sekarang berbarengan dengan libur lebaran, biasanya jumlah kedatangan wisatawan domestik bisa lebih tinggi dari biasanya," tuturnya. Pemilik Segara Village Hotel di Sanur ini mengatakan menjelaskan rata-rata kunjungan wisatawan ke Bali dalam sehari sekitar 8 ribu turis, dengan estimasi belanja rata-rata US$ 150 per turis per hari. Menurutnya, lebih dari setengah juta orang bergantung hidup di sektor pariwisata. Khusus untuk bisnis perjalanan wisata, sedikitnya 400 perusahaan bernaung di bawah GIPI.
"Demikian pula dengan industri perhotelan, total ada 90 ribu kamar hotel yang mereka kelola," tuturnya. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menyatakan penutupan Bandara Ngurah Rai, Bali akibat erupsi Gunung Raung berpotensi menghilangkan pendapatan pariwisata Pulau Dewata sekitar US$ 1,2 juta atau hampir Rp 16 miliar per hari.
Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya menjelaskan estimasi tersebut menggunakan asumsi rata-rata kunjungan wisawatan ke Bali yang sekitar 8 ribu turis per hari, dengan rata-rata belanja US$ 150 per turis per hari.
"Pasti ada dampaknya dengan ditutupnya Bandara Ngurah Rai karena kurang lebih per harinya 8 ribu turis ke Bali dengan spending rata-rata per orang US$ 150. Mungkin mereka membatalkan atau menunda kunjungan," ujarnya . Namun, pria yang sering disapa Gus Wijaya ini dapat memahami alasan Kementerian Perhubungan dan otoritas bandara menghentikan aktivitas penerbangan dari dan menuju ke Bali karena alasan bencana alam.
"Ini merupakan hari ketiga (Bandara Ngurah Rai ditutup), tapi kami mengerti karena ini persoalan alam," tuturnya. Pemilik Segara Village Hotel di Sanur ini mengatakan, hampir seluruh industri di Bali tergabung dalam GIPI, di mana lebih dari setengah juta orang bergantung hidup di sektor itu. Khusus untuk bisnis perjalanan wisata, sedikitnya 400 perusahaan bernaung di bawah GIPI.
"Demikian pula dengan industri perhotelan, total ada 90 ribu kamar hotel yang mereka kelola," tuturnya. Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, I Ketut Ardhana mengungkapkan cukup banyak turis yang tidak bisa datang dan meninggalkan Bali akibat ditutupnya Bandara Ngurah Rai. Bagi yang tidak bisa meninggalkan Bali, kata Ardhana, mereka terpaksa harus mengeluarkan anggaran lebih untuk membiayai akomodasi tambahannya.
"Namun, karena ini force major semuanya mesti bertanggungjawab," tuturnya. Untuk itu, Ardhana mengingatkan seluruh pelaku usaha perjalanan wisata untuk memberikan fleksibilitas dan kompensasi kepada para pengguna jasanya. "Misalnya hotel, harus siap menyediakan kamar untuk membantu tamunya yang tidak bisa pulang," tuturnya.
No comments:
Post a Comment