Jumlah sepeda motor baru yang mengaspal di jalan-jalan Indonesia pada tahun ini menyusut drastis. Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat jumlah motor baru yang terjual di Tanah Air selama Januari-Juni 2015 anjlok lebih dari 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Apabila pada semester I tahun lalu penjualan kuda besi mencapai 4,2 juta unit, maka pada paruh pertama tahun ini jumlahnya hanya 3,1 juta unit. Penurunan penjualan terjadi pada seluruh merek motor yang terdaftar di AISI.
Honda selaku pemimpin pasar, penjualannya turun 27,5 persen setelah hanya berhasil memasarkan 2,13 juta unit. Sementara pesaing terdekatnya, Yamaha, penjualannya anjlok 27,5 persen dengan jumlah motor terjual 919.380 unit.
Kinerja pemasaran terparah terjadi pada Suzuki setelah hanya berhasil menjual 59.464 unit. Angka tersebut anjlok 71,5 persen dari realisasi penjualan semester I 2014 yang mencapai 208.645 unit.
Kawasaki, yang terkenal dengan motor sportnya hanya berhasil menjual 62.541 unit atau minus 9,3 persen. Terakhir adalah TVS, pasarnya terkoreksi 56,5 persen setelah hanya berhasil menjual 1.715 unit.
Honda, kendati penjualannya susut drastis, tetapi pangsa pasarnya kembali meningkat dari sebelumnya 56,1 persen pada semester I 2014 menjadi 68,6 persen. Sementara Yamaha tak hanya penjualannya anjlok, tetapi pasarnya juga tergerus menjadi 29,6 persen dari sebelumnya 30,2 persen.
Suzuki juga bernasib sama denga Yamaha, koreksi tajam penjualan motornya diikuti dengan penurunan pangsa menjadi 1,9 persen dari sebelumnya 4,9 persen. Kawasaki masih lebih baik, penjualan motornya yang turun tak membuat pasarnya tergerus. Pangsa pasar Kawasaki justru meningkat dari 1,16 persen menjadi 2,1 persen. Terakhir TVS, pangsa pasarnya yang paling kecil bertambah mungil setelah penjualannya turun 56,6 persen. Hingga Juni, pangsa pasar TVS hanya 0,05 persen dari sebelumnya 0,09 persen.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan tak mampu memenuhi target penjualan sepeda motor hingga akhir tahun sebesar 6,7 juta unit. Padahal pada Maret lalu, asosiasi telah merevisi target penjualan 2015 dari 7,7 juta ke angka 6,7 juta unit.
"Meskipun angka penjualan sudah kami koreksi, tetap saja kami prediksi angka penjualan tersebut tak akan tercapai hingga akhir tahun. Pada kuartal pertama saja penjualan kami turun 17 persen, memang secara umum industri sepeda motor ini merisaukan," ujar Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata di Jakarta, Senin malam (29/6).
Bahkan menurutnya, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan uang muka dari 25 persen ke 20 persen dari harga jual juga tak bisa membantu penjualan sepeda motor di periode selanjutnya. Pasalnya, dengan daya beli yang semakin menurun, Gunadi tidak yakin pembeli mampu membayar cicilan setiap bulan.
"Memang uang muka turun, tapi kan mereka juga harus tetap mencicil. Masalah utama disini adalah daya beli, kalau daya beli menurun, masyarakat akan lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari dibandingkan membayar cicilan motor. Penurunan uang muka itu stimulan, tapi tetap saja memberatkan," jelasnya.
Kendati penjualan motor tak akan mencapai target yang telah direvisi, namun AISI masih belum menurunkan target penjualan untuk kedua kalinya tahun ini. "Kalau kami kasih angka revisi lagi untuk kedua kalinya, takutnya pasar juga ikut berpengaruh. Jadi kami belum tentukan angkanya berapa," jelas Gunadi.
Sebagai informasi, angka penjualan sepeda motor dalam empat bulan pertama 2015 turun menjadi 2,1 juta laku unit, atau anjlok sebesar 21,46 persen apabila dibandingkan dengan realisasi penjualan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan capaian 2,71 juta unit.
Dari sekian banyak merek, AISI mencatat motor Kawasaki sebagai motor yang paling banyak terjual selama periode Januari-April 2015 dengan jumlah 47.575 unit, atau meningkat 1,69 persen dibandingkan peridoe yang sama tahun lalu dengan jumlah 46.782 unit. Sedangkan penjualan Honda sendiri turun 12,4 persen dengan jumlah motor terjual sebanyak 1,46 juta unit.
No comments:
Post a Comment