PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) akan menerbitkan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 420 juta atau sekitar Rp 5,6 triliun dengan menunjuk perusahaan investasi asal Inggris, Barclays sebagai penjamin emisi. Penunjukan Barclays sebagai book runner dikonfirmasi Manajer Finansial Sritex Christanto Nughana seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/7).
Namun Sekretaris Perusahaan Sritex Welly Salam masih enggan mengungkapkan hal itu. “Secara resmi, keterangan mengenai penerbitan ada di prospektus awal dalam keterbukaan informasi kepada para pemegang saham,” jelasnya ketika dikonfirmasi, Senin (27/7).
Berdasarkan prospektus awal tersebut, jumlah penerbitan obligasi US$ 420 juta tersebut setara dengan 180 persen dari total ekuitas Sritex pada 2014 sebesar US$ 233 juta. Sesuai dengan peraturan Bursa Efek Indonesia, transaksi tersebut masuk dalam kategori transaksi material.
“Notes tersebut rencananya akan diterbitkan dengan suku bunga paling tinggi sebesar 10 persen per tahun dan dengan jangka waktu selama-lamanya 5 tahun atau periode lain yang disetujui oleh para pihak,” tulis manajemen dalam propektus. Sritex menyatakan hasil dari penerbitan global bond itu akan digunakan antara lain untuk melunasi utang, mendanai pembangunan pembangkit listrik, menambah modal kerja, serta menunjang pendanaan Sritex secara umum.
Nantinya, rencana penerbitan obligasi ini harus mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sritex yang rencananya bakal digelar pada Rabu, 2 September 2015 di Hotel Diamond, Surakarta.
Hingga 30 Juni 2015, pemegang saham terbanyak Sritex adalah PT Huddlestone Indonesia yang menggenggam 56,07 persen kepemilikan. Jumlah itu disusul kepemilikan saham oleh publik sebanyak 36,06 persen, kemudian PT Prudential Life Assurance sebesar 7,82 persen dan H. M Lukminto sebanyak 0,05 persen.
Sebagai informasi, Sritex pernah mencari pendanaan melalui pasar keuangan pada April 2014 dengan menerbitkan surat utang senilai US$ 200 juta dengan bunga hingga 9 persen. Saat itu, Barclays juga ditunjuk sebagai book runner.
Dari sisi kinerja, pada tahun ini, perusahaan pembuat seragam pasukan North Atlantic Treaty Organization (NATO) tersebut membidik penjualan kotor senilai US$ 594 juta-US$ 611 juta. Perseroan menargetkan laba komprehensif bersih senilai US$ 49-US$ 52 juta di tahun 2015.
Jumlah itu naik dari perolehan tahun lalu. Sepanjang 2014, Sritex mampu mencapai penjualan kotor hingga US$ 555 juta. Dari jumlah tersebut, perseroan meraup laba bersih hingga US$ 45 juta pada tahun lalu.
No comments:
Post a Comment