Pasar Pagi Asemka di Jakarta Barat menjadi destinasi favorit bagi masyarakat yang ingin mencari barang-barang dengan harga miring termasuk keperluan sekolah seperti tas sekolah. Libur Lebaran tahun ini bersamaan dengan masa pelajar libur sekolah, dampaknya kios-kios pedagang tas ramai dipadati pembeli. Pantauan pada Senin, (19/7/2015) di Pasar Asemka terlihat kios-kios para penjual tas sekolah tidak ada satu pun sepi pembeli. Para orang tua membawa serta anak-anaknya memanfaatkan waktu libur untuk membeli tas sekolah. Usai libur lebaran nanti, berakhir pula libur sekolah dan pekan depan pelajar sudah kembali ke sekolah. Pembeli mengaku mencari keperluan sekolah di Asemka karena harganya lebih murah.
"Saya baru pernah beli tas di sini. Katanya lebih murah. Saya cari yang murah beli dua sekalian buat anak saya yang kembar perempuan kelas 2 SD," ujar Nung, pembeli di salah satu kios tas pasar Asemka. Ibu dua anak ini mengaku pengeluaran pasca Lebaran diprioritaskan untuk memenuhi keperluan sekolah anaknya. "Perlunya buat anak sekolah kayak tas sama sepatu, kalau mainan ngga beli dulu," tutur Nung.
Ramainya penjualan keperluan sekolah pada libur lebaran sekaligus libur anak sekolah ini diungkapkan oleh para penjual tas, misalnya Buce. Kiosnya menawarkan beragam tas sekolah dengan harga mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 200.000 per buah. "Alhamdulillah dari hari biasa naik 40%. Setelah lebaran jualannya ramai terus. Masih bakal terus ramai sampai anak sampai libur anak sekolah selesai tanggal 27 Juli nanti," ungkap Buce di kiosnya. Meski penjualan naik dari hari biasa, Buce mengaku omzetnya turun dibandingkan tahun lalu.
"Lebih ramai jualan tahun kemarin. Padahal sama-sama pas puasa libur lebaran juga, cuma tahun lalu pembeli udah ramai sejak masih bulan puasa, omzet bisa naik 60-70% dari hari biasa," tambahnya. Pasar Pagi Asemka Jakarta Pusat menjadi tujuan masyarakat yang mencari barang-barang seperti mainan anak, keperluan sekolah, aksesoris wanita hingga aksesoris handphone dengan harga murah.
Meski masih banyak toko yang belum mulai berjualan pasca Lebaran, pengunjung sudah ramai berbelanja di pasar Asemka. Meski ramai pengunjung, para penjualan mainan nampak tidak puas dengan hasil jualannya pada libur lebaran musim ini. Pasar yang bisa dibilang surga mainan murah ini.
"Ya begini saja jualannya," keluh Asep, seorang penjual mainan yang sudah berdagang di Asemka sejak 2009 lalu. Hal senada dituturkan pedagang mainan lain yang tidak mau disebutkan namanya. "Pengunjung rame, tapi ini barengan anak sekolah, mungkin milih beli perlengkapan sekolah," ujarnya.
Pantauan di pasar Asemka, kios-kios mainan kini kalah jumlah ketimbang kios alat tulis dan keperluan sekolah seperti tas dan sepatu. Antara kios perlengkapan sekolah dengan mainan pun banyak yang bersebelahan. Beberapa pembeli menuturkan lebih memprioritaskan pengeluaran usai lebaran untuk memenuhi keperluan sekolah anak. Nung, seorang pembeli, memilih membelikan sepasang tas untuk kedua putri kembarnya yang duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. "Mainan nggak dulu lah, mending buat beli tas sama sepatu sekolah, apalagi belinya harus masing-masing dua buah," ujar Nung.
Senada dengan Nung, pengunjung Asemka lainnya yaitu Filzah, memilih membelikan kedua putrinya buku tulis, kotak pensil dan alat tulis lainnya. "Seminggu lagi masuk sekolah, saya kasih pengertian ke anak supaya mementingkan beli yang bermanfaat seperti keperluan sekolah ketimbang mainan," katanya. Libur lebaran tahun ini bersamaan dengan masa libur semester pelajar sekolah. Pasca lebaran, orang tua memanfaatkan waktu libur untuk nengajak serta anak-anaknya membeli perlengkapan sekolah. Pelajar sekolah dasar hingga menengah atas mulai bersiap kembali ke sekolah pekan depan.
"Libur lebaran ini deket-deket pas anak masuk sekolah. Jadi rame pada beli alat tulis," ungkap Leni, penjual alat tulis. Leni mengakui, meski omzetnya sedikit turun dari tahun lalu, Ia masih bisa merasakan untuk ketimbang hari-hari biasa. "Omzet turun dari tahun lalu, tapi masih ramai. Hari biasa malah memble. Hari-hari ini lumayan naik 20% pendapatannya dari hari biasa," ungkap Leni.
Beberapa keperluan sekolah yang paling laku diborong di kiosnya yaitu buku tulis, pulpen, pensil dan kotak pensil. Terpantau pembeli terus mengalir di kiosnya. Ia mengaku tidak akan naik-naikkan harga meski pengunjung ramai. "Nawar boleh, saya kasih kurang Rp 1.000 aja, nggak saya naik-naikin," jelasnya. Leni yang juga menjual stationary seperti jam dinding, lampu tidur, mug dan pernak-pernik lainnya mengaku, selain alat tulis dagangannya sepi. Menurut Leni, pembeli lebih mengutamakan keperluan sekolah untuk putra-putrinya. Seperti dituturkan salah seorang pembeli yaitu Filza.
"Ke mainan emang saya kasih pengertian supaya dikurangi, beli sesuatu yg lebih manfaat kaya perlengkapan sekolah. Minggu depan juga udah masuk sekolah," tutur Filza.
No comments:
Post a Comment