Sejumlah perusahaan air bersih di wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang terpaksa menghentikan produksi air bersih karena Sungai Cisadane surut. Permukaan sungai berada di titik terendah setelah jebolnya pintu enam Bendung Pintu Air 10 yang tak kunjung teratasi, sehingga saat ini menyebabkan pompa intake perusahaan air tidak bisa berfungsi.
”Dampaknya pada produksi air bersih kami,” ujar Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kertaraharja Kabupaten Tangerang Rusdy Machmud. Pintu enam Bendungan Pintu Air 10 Cisadane jebol sejak tiga pekan lalu. Upaya perbaikan yang dilakukan Balai Besar Ciliwung Cisadane belum membuahkan hasil. Akibatnya, air Sungai Cisadane tidak bisa dibendung. ”Pipaintake kami menggantung tak bisa menyedot air baku,” kata Rusdy.
Rusdy mengatakan hal ini berdampak pada tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM Kota Tangerang yang melayani puluhan ribu warga Kota dan Kabupaten Tangerang, yaitu IPA Babakan, IPA Cikokol, dan IPA Teluk Naga. ”IPA Teluk Naga sudah tidak produksi, IPA Babakan sempat terhenti, tapi kini kami upayakan dengan menyedot secara manual agar bisa berproduksi,” kata Rusdy.
Adapun IPA Cikokol yang merupakan tempat pengolahan terbesar milik PDAM kini hanya mampu berproduksi 150 liter/detik dari kapasitas normal 1.200 liter/detik setiap harinya. IPA ini melayani sedikitnya 90 ribu pelanggan air di Kabupaten dan Kota Tangerang. ”Dampak dari penurunan kapasitas ini, sejumlah pelanggan kami tidak kebagian air, air kecil dan mati,” kata Rusdy.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih ini. PDAM meminjam pompa ke sejumlah pihak agar produksi air bisa terus berjalan. Namun hanya masalah di IPA Babakan yang teratasi. Selain PDAM TKR, Aetra Air Tangerang juga mengalami krisis air. Sejak kemarin, perusahaan swasta yang melayani lebih dari 40 ribu pelanggan di lima kecamatan di Kabupaten Tangerang ini telah mengumumkan kepada pelanggan seputar gangguan produksi air bersih ini.
”Telah terjadi penurunan muka Sungai Cisadane dqan kerusakan pintu air 10 yang mengakibatkan air kecil atau mati. Mohon maaf atas kejadian ini,” isi pengumuman itu yang diterima pelanggan.
Pelanggan Aetra Air Tangerang mengaku air mati sejak Selasa petang kemarin. ”Matinya mendadak, pengumumannya terlambat, jadi enggak sempat menampung air,” kata Tati Hartati, pelanggan Aetra di Desa Bojong, Cikupa, Kabupaten Tangerang.
No comments:
Post a Comment