Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) telah menyiapkan sedikitnya 80 ton daging sapi segar dalam rangka pelaksanaan operasi pasar yang dimulai sejak kemarin. Pasokan daging tersebut telah disebar di sejumlah daerah di Jawa Barat termasuk Bandung dan beberapa pasar tradisional di Jakarta hingga Banten.
"Kemarin kami siapkan 80 ton daging segar, ada di Bandung, beberapa titik di Jawa Barat, Jakarta dan Serang. Kalau dijual harga sekilonya Rp 90 ribu," ujar Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti saat ditemui di Kementerian Pertanian, Senin (10/8). Gatot menyatakan, operasi pasar daging sapi akan dilaksanakan hingga harga bahan utama rendang tersebut kembali berangsur normal. Untuk itu, mantan Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini pun memastikan harga daging sapi yang dijual Bulog tak lebih dari Rp 100 ribu per kilogram (kg).
"Pokoknya operasi pasar sampai harga reda. Dengan harga segitu pedagang dapat untung, pemotong dapat untung, tapi tidak berlebihan," katanya. Di kesempatan berbeda, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan angka persediaan (stok) daging sapi segar nasional masih aman untuk empat bulan ke depan. Akan tetapi, Amran tak menampik bahwa usai melakukan tinjauan langsung ke lapangan kerap mendapati harga daging sapi sudah melonjak hingga Rp 120 ribu per kg.
Ia pun menegaskan telah meminta bantuan Kepolisian guna menelusuri fenomena lonjakan harga yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. "Karena sekarang sudah 160 ribu ekor jadi (seharusnya) itu cukup empat bulan. Makanya Kapolri tegaskan jika ada penimbun akan diteliti," ucap Amran. Tingginya harga daging sapi dan pedagang yang mogok membuat konsumen kesulitan. Sebagai contoh di pasar tradisional di Tebet, Jakarta Selatan, konsumen bingung bagaimana memenuhi kebutuhan mereka akan daging sapi.
"Saya maunya daging sapi, biasanya saya kalau ada acara sehari sebelumnya sudah pesan, tapi sekarang saya bingung enggak ada yang datang, solusinya enggak ada, tapi kita kan butuh daging," kata Zahra, seorang ibu yang ditemui di pasar tersebut. Zahra mengakui bisa saja dia mengganti daging sapi dengan daging lain, seperti ayam atau bahkan beralih ke ikan. Tetapi, menurut dia, anak-anaknya tetap membutuhkan daging sapi demi kandungan nutrisi yang ada pada daging tersebut.
Kenaikan harga daging ini, kata Zahrong, sudah terasa dampaknya. Selain sulit mencari daging di pasar, harga daging yang sudah siap makan, seperti di restoran Padang, juga sudah naik. Juwita, konsumen yang lain, juga mengakui sulitnya mendapatkan daging sapi beberapa hari terakhir. Menurut dia, dengan harga Rp 120 ribu sampai Rp 130 ribu per kilogram, itu terasa amat mahal.
"Sebagai masyarakat kami keberatan dengan harga itu, dan keberatan dengan kebijakan pak Presiden dengan menyetop import daging sapi," katanya. Lantaran harga daging sapi menjulang, para pedagang daging sapi melancarkan aksi mogok berjualan. Aksi mogok digelar sejak Sabtu (8/8) lalu dan ada yang berencana sampai Selasa (11/8) atau Rabu (12/8).
Selain di Teber, aksi mogok juga digelar di Bogor, Jawa Barat. Kios-kios penjual daging di sejumlah pasar tradisional di Kota Bogor tutup serentak. Menurut mereka lonjakan harga telah membuat pembeli menurun sampai 50 persen. "Kami berharap pemerintah segera menyikapi kondisi pasar daging sekarang," kata salah satu pedagang di pasar itu. Mereka meminta harga ongkos pemotongan hewan sehingga tidak berdampak pada lonjakan harga jual daging di pasaran.
Harga daging sapi menjulang hari-hari ini. Catatan kami mendapati harga daging sapi di pasaran bisa mencapai Rp 120 ribu sampai Rp 140 ribu per kilogram. Tingginya harga itu membuat para pedagang daging sapi melancarkan aksi mogok berjualan. Aksi mogok digelar sejak Sabtu (8/8) lalu dan ada yang berencana sampai Selasa (11/8) atau Rabu (12/8).
Sebagai contoh di Bogor, Jawa Barat. Kios-kios penjual daging di sejumlah pasar tradisional di Kota Bogor tutup serentak. Menurut mereka lonjakan harga telah membuat pembeli menurun sampai 50 persen. "Kami berharap pemerintah segera menyikapi kondisi pasar daging sekarang," kata salah satu pedagang di pasar itu. Mereka meminta harga ongkos pemotongan hewan sehingga tidak berdampak pada lonjakan harga jual daging di pasaran.
Adapun di Bandung, Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (APDASI) Kota Bandung menyatakan akan mogok sampai Rabu (12/8). Atep Aminudin, Seksi Hukum dan Advokasi APDASI mengatakan pemogokan itu merupakan bentuk keberatan terhadap pemerintah yang seenaknya membatasi kuota daging impor. Sepanjang kuartal III-2015, pemerintah memang telah mengurangi kuota impor daging sapi dari semula 250 ribu ekor menjadi 50 ribu ekor. Tujuannya untuk melindungi peternak lokal. Faktanya, sejak Idul Fitri harga daging justru tak turun-turun. Untuk mengantisipasi hal itu, Perum Bulog akan menggelar Operasi Pasar. Rencananya Operasi Pasar digelar di Jakarta, Serang, dan Bandung.
No comments:
Post a Comment