Pengamat ekonomi Universitas Sam Ratulangi, Manado, Joubert Maramis, mengungkap alasan turunnya minat serta harga pada batu akik. Menurut Joubert, popularitas batu akik menurun lantaran batu tersebut bukan barang mulia, seperti emas dan sejenisnya. Oleh karena itu, jika digunakan untuk investasi, batu akik dianggap rawan. Namun, jika batu akik dimanfaatkan sebagai hobi, maka hal tersebut sah-sah saja.
"Selain itu, sifat product life cycle batu akik juga mirip produk fashion yang mengikuti tren," kata Joubert,, Kamis (20/8/2015). Jika tren itu meningkat, maka permintaan cepat naik. Harganya pun menjadi ikut naik karena permintaan yang cukup banyak.
Namun, karena kemudian sudah banyak batu akik yang beredar, kondisi tersebut membuat batu jenis perhiasan ini turun drastis, seperti yang terjadi pada saat ini. Selain itu, batu akik juga dinilai terlalu cepat booming. Dengan demikian, batu akik cepat masuk tahap maturity atau kedewasaan dalam siklus tren, dan setelah itu pasti menurun.
"Banyak yang beli batu akik untuk sekadar gaya-gayaan, dan tidak mau disebut ketinggalan zaman," tuturnya. Ini yang memicu permintaan tinggi beberapa waktu lalu, kemudian harganya jatuh. Di samping itu, penjual batu akik pun relatif banyak. Mudah dapat tetapi sulit jual, inilah yang membuat harga batu akik menurun seperti sekarang ini.
No comments:
Post a Comment