Saturday, August 22, 2015

Harga Minyak Mentah Turun Kelevel Terendah Dalam 6 Tahun ... Akankan Pertamina Berbesar Hati Turunkan Harga BBM?

Harga minyak AS jatuh di bawah 40 dollar AS untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada Jumat (21/8/2015) waktu setempat (Sabtu pagi WIB) karena pasar tertekan setelah data manufaktur Tiongkok yang lemah memperdalam kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Tiongkok.

Patokan Amerika Serikat minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 87 sen menjadi 40,45 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange. Di London, harga minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi acuan internasional, untuk pengiriman Oktober, berakhir pada 45,46 dollar AS per barrel, turun 1,16 dollar AS dari penutupan Kamis.

WTI sempat turun di bawah 40 dollar AS per barrel untuk pertama kalinya sejak Februari 2009 menjadi 39,86 dollar AS.  Penurunan terjadi setelah rilis penghitungan rig minyak Baker Hughes Amerika Serikat menunjukkan produsen menambahkan dua rig minggu ini, jumlah yang sama seperti minggu lalu, membawa jumlah keseluruhan rig pengeboran minyak aktif di Amerika Serikat menjadi 674 rig.

Brent turun ke level 45,07 dollar AS di awal sesi, tingkat yang terakhir terlihat pada Maret 2009. Sebuah laporan estimasi sektor manufaktur Tiongkok yang lemah membingungkan investor. Indeks Pembelian Manajer (PMI) Caixin 47,1 bulan ini, melorot dari 47,8 pada Juli dan merupakan angka terburuk sejak Maret 2009. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi dalam aktivitas.

Sinyal baru kesulitan di ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengimpor energi utama itu muncul menyusul devaluasi tak terduga yang dilakukan Beijing terhadap mata uang yuan pekan lalu, menambah kekhawatiran yang telah berjalan lama tentang produksi minyak tinggi dan pertumbuhan permintaan yang lemah. Dalam sepekan ini, WTI merosot 4,8 persen dan Brent merosot 7,3 persen. WTI telah mengalami penurunan mingguan kedelapan berturut-turut, kerugian mingguan terpanjang dalam 29 tahun, menurut catatan analis Commerzbank. Sementara Brent mengalami penurunan ketujuh pekan berturut-turut.

"Kita masih kelebihan pasokan minyak. Sampai penawaran dan permintaan datang berimbang akan ada tekanan turun," kata James Williams dari WTRG Economics. Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada perdagangan Senin (17/8/2015) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Penurunan ini karena para pedagang memperkirakan produksi minyak AS akan tetap kuat, menambah pasokan global yang berlimpah.

Patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September berakhir di 41,87 per barrel, turun 63 sen dari penutupan Jumat lalu. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, turun 45 sen menjadi di 48,74 dollar AS per barrel di hari pertama perdagangan kontrak Oktober.

"Harga minyak memulai pekan perdagangan baru dengan kerugian lebih lanjut setelah berakhir turun pada pekan lalu untuk minggu ketujuh berturut-turut -- kemerosotan beruntun terpanjang sejak awal tahun," kata analis Commerzbank dalam catatan penelitiannya. Kontrak WTI telah kehilangan lebih dari 30 persen dalam dua bulan terakhir, membawanya ke tingkat terendah dalam enam setengah tahun.

WTI berada di bawah tekanan setelah data Baker Hughes pada Jumat lalu menunjukkan bahwa jumlah rig pengeboran minyak AS meningkat selama pekan lalu, kenaikan keenam dalam tujuh minggu terakhir. Phil Flynn dari Price Futures Group mengatakan peningkatan jumlah rig mendorong kekhawatiran bahwa produksi AS tidak akan turun. Menurut laporan yang dirilis oleh Goldman Sachs, pasokan global saat kelebihan dua juta barrel per hari.

Para pedagang juga mengantisipasi lebih banyak minyak mentah Iran akan masuk ke pasar minyak yang sudah kelebihan pasokan karena sanksi terhadap negara itu akan dicabut. Tim Evans dari Citi Futures mencatat bahwa dollar AS menguat, setelah Jepang pada Senin melaporkan bahwa ekonominya mengalami kontraksi pada kuartal kedua, telah sangat berkontribusi di pasar. Data ekonomi suram dari Jepang menyeret pasar turun. Produk domestik bruto Jepang menyusut secara tahunan 1,6 persen pada kuartal kedua 2015, kontraksi pertama kalinya dalam tiga kuartal, data pemerintah menunjukkan.

Penguatan dollar AS membuat minyak mentah yang dihargakan dalam mata uang AS itu relatif lebih mahal, sehingga cenderung mengurangi permintaan. Harga minyak di New York merosot ke tingkat terendah dalam enam setengah tahun terakhir, pada perdagangan Rabu (19/8/2015) waktus setempat (Kamis pagi WIB), didorong naiknya persediaan minyak AS. Analis pun memperkirakan harga emas hitam ini akan ada di bawah level 40 dollar AS.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September melorot 1,82 dollar AS ditutup pada 40,80 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange. Kontrak sempat turun ke level 40,46 dollar AS per barrel di awal sesi, yang merupakan posisi terendah 6,5 tahun terakhir ini.

Sementara patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 1,65 dollar AS menjadi 46,81 dollar AS per barrel di perdagangan London. Penurunan terjadi setelah laporan Departemen Energi AS (DoE) menunjukkan stok minyak naik 2,6 juta barrel dalam pekan yang berakhir 14 Agustus. Data juga menunjukkan kenaikan 300.000 barrel di pusat perdagangan yang dipantau cermat di Cushing, Oklahoma.

Para pedagang bersiap untuk pelemahan lebih lanjut dengan berakhirnya musim mengemudi pada musim panas. "Karena kita bergerak ke beberapa bulan berikutnya, permintaan minyak mentah akan menurun, mengkhawatirkan pasar," kata Andy Lipow, kepala konsultasi Lipow Oil Associates di Houston.

Lipow dan analis lainnya memperkirakan harga minyak akan merosot di bawah 40 dollar AS per barrel. Faktor-faktor bearish termasuk kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar, pelambatan permintaan di Tiongkok, dan bertahannya produksi tinggi di Arab Saudi serta beberapa negara OPEC lainnya. "Kami mungkin cenderung untuk beberapa pelemahan lebih lanjut," kata Fred Lawrence, wakil ketua ekonomi dan hubungan internasional di Independent Petroleum Association of America.

"Saya tidak selalu memperkirakan harga akan begerak ke bawah 40 dollar AS untuk jangka waktu yang panjang, tapi jelas siap untuk hal itu," tambah dia.

No comments:

Post a Comment