Thursday, August 20, 2015

IHSG Kembali Bocor Dilevel 4.350 Akibat Aksi Jual Masif

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2% akibat aksi jual masif. Kekhawatiran melambatnya ekonomi dunia yang dipicu oleh lesunya ekonomi China jadi sentimen negatif. Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG anjlok 40,242 poin (0,91%) ke level 4.401,669 setelah terkena koreksi tajam pagi ini. Sentimen negatif marak beredar dari luar negeri.

Risiko pasar keuangan meningkat dengan makin tingginya nilai tukar dolar AS. Investor pun melepas aset-aset yang berisiko tinggi termasuk saham. Pada penutupan perdagangan Sesi I, Jumat (21/8/2015), IHSG jatuh 91,161 poin (2,05%) ke level 4.350,750. Indeks LQ45 anjlok 16,135 poin (2,16%) ke level 731,800.

Seluruh lapisan saham terkena aksi jual. Hal yang sama juga terjadi kepada indeks sektoral, semuanya kompak melemah. Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 105.123 kali dengan volume 2,921 miliar lembar saham senilai Rp 2,445 triliun. Sebanyak 37 saham naik, 242 turun, dan 40 saham stagnan.

Bursa-bursa Asia pun berguguran hingga siang hari ini. Koreksi tajam terjadi di seluruh pasar saham regional. Kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 444,60 poin (2,22%) ke level 19.588,92.
  • Indeks Hang Seng anjlok 527,41 poin (2,32%) ke level 22.230,06.
  • Indeks Komposit Shanghai terjun 111,47 poin (3,04%) ke level 3.552,82.
  • Indeks Straits Times amblas 57,98 poin (1,93%) ke level 2.951,80.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Unilever (UNVR) naik Rp 500 ke Rp 36.275, Indofood CBP (ICBP) naik Rp 200 ke Rp 12.675, Tifico (TFCO) naik Rp 100 ke Rp 700, dan Bank Damanom (BDMN) naik Rp 95 ke Rp 3.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.275 ke Rp 45.475, Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 1.000 ke Rp 10.000, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.000 ke Rp 77.750, dan Matahari (LPPF) turun Rp 825 ke Rp 15.900.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah anjlok 15% sepanjang tahun ini. Harga saham emiten-emiten juga jatuh, tak terkecuali saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Pada akhir Desember harga saham Garuda masih di Rp 555 per lembar. Kemarin sahamnya sudah anjlok sampai di Rp 362 per lembar. Direktur Utama Garuda Arif Wibowo mengatakan, maskapai penerbangan pelat merah itu sedang mempertimbangkan untuk membeli kembali (buyback) sahamnya sendiri di pasar modal.

"Saya belum bisa sampaikan, tapi kita lihat dari perkembangan pasar modal semuanya memang lagi drop. Kita sedang lakukan pertimbangan-pertimbangan itu," katanya di JCC Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (21/8/2015). Dengan lakukan buyback saham, BUMN bisa membeli sahamnya sendiri di harga murah dan menjualnya kembali saat harga tinggi. Dengan demikian, ada keuntungan investasi dari saham sendiri.

Lazimnya, perusahaan bisa buyback dengan meminta persetujuan pemegang saham terlebih dahulu. Namun dalam kondisi khusus seperti sekarang ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengkaji untuk mengeluarkan aturan supaya buyback bisa langsung dilakukan. "Kita lihat dulu aturannya, nanti kita ambil tindakan. Kita akan koordinasikan dengan Kementerian BUMN," ujarnya.

Sementara mengenai dolar AS yang sudah naik tinggi, Arif mengaku perusahaan pelat merah itu sudah melakukan stress test. Ia memprediksi marjin keuntungan perusahaan akan turun. "Kita sudah lakukan stress test, kita tes sampai paling berat. Kita lakukan strategi fundamental kalau itu bergerak terus. Yang jelas traffic itu nggak drop sekali, mungkin yield akan turun," ujarnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke level 4.400 setelah terkena koreksi tajam pagi ini. Sentimen negatif marak beredar dari luar negeri. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 13.875 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.870 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG anjlok 40,242 poin (0,91%) ke level 4.401,669. Sedangkan Indeks LQ45 jatuh 10,304 poin (1,38%) ke level 737,631. Membuka perdagangan akhir pekan, Jumat (21/8/2015), IHSG terjun 49,361 poin (1,11%) ke level 4.392,550. Indeks LQ45 menukik 11,819 poin (1,58%) ke level 736,480. Seluruh lapisan saham terkena aksi jual. Hal yang sama juga terjadi kepada indeks sektoral, semuanya kompak melemah.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terpangkas 66,115 poin (1,49%) ke level 4.375,796. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 14,486 poin (1,94%) ke level 733,449.

Kemarin IHSG jatuh 42 poin digempur sentimen negatif dari dalam luar negeri. Kembali melemahnya nilai tukar rupiah membuat investor melepas saham. Semalam Wall Street anjlok pada perdagangan Kamis. Indeks S&P 500 turun ke level terendahnya dalam 6 bulan. Ini akibat kekhawatiran soal perlambatan ekonomi China, yang akan membuat ekonomi dunia ikut melambat.
Sentimen negatif dari Wall Street itu menjalar ke bursa-bursa Asia. Tak satu pun bursa regional yang bisa menguat, semuanya kompak bergerak di zona merah.

No comments:

Post a Comment