Tuesday, October 6, 2015

Pengusaha Minimarket Mulai Tutup dan PHK Karyawan Karena Resesi Ekonomi

Pengusaha toko ritel mengklaim terkena dampak dari perlambatan ekonomi Indonesia. Daya beli masyarakat yang menurun, berimbas terhadap omzet.  Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey menyebut pihaknya ada yang menutup toko-toko atau minimarket karena merosotnya penjualan.

"Saat ini kalau ada peritel yang menutup toko, itu karena semata-mata memang ada faktor pendapatan yang tergerus," kata Roy di Hotel Hyatt, Jakarta, Selasa (6/10/2015). Toko yang ditutup rata-rata mempekerjakan 4-5 karyawan. Akibat penutupan itu, pemilik toko terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). "Yang ditutup bukan skala besar, jadi peritel skala kecil, yang 60 m2 atau 80 m2. Pertokoannya 4-5 orang (karyawan)," ujarnya.

Bila dibandingkan dengan industri tekstil dan alas kaki, Roy mengaku pihaknya belum ada apa-apanya. Meski harga produk mulai naik dari sisi produsen, pemilik toko belum berani menyesuaikan harga. "Hari gini naikin harga? Kita pasti mikir, mending cari yang lebih terjangkau," ujarnya.

Saat ditanya data karyawan terkena PHK, Roy belum bisa menunjukkan. Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi Lukman menuturkan pihaknya sebagai produsen makanan dan minuman (mamin) belum melakukan PHK.

Produsen mamin hanya melakukan pengurangan jam kerja karena permintaan produk menurun dan harga bahan baku meningkat. "Mamin, saya belum dapat angka yang tutup tapi ada yang kurangi jam kerja, beda dengan tekstil dan sepatu yang tutup," sebutnya.

No comments:

Post a Comment