Monday, October 12, 2015

Right Issue Aneka Tambang Tbk Gagal Karena Harga Nikel Jatuh

Perusahaan tambang pelat merah, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam, mengalami kendala dalam gelaran penawaran saham baru perseroan (rights issue) yang sedianya mengincar dana hingga Rp 5,3 triliun. Pasalnya, roadshow penawaran saham yang digelar di mancanegara ternyata minim peminat.

Sumber yang mengetahui proses roadshow tersebut mengatakan bahwa hasil lawatan Antam ke beberapa negara untuk menarik peminat gelaran rights issue itu tidaklah bagus. Pasalnya, kondisi harga komoditas dinilai membuat investor menahan diri. “China slow down (perlambatan ekonomi), ya metal market jatuh,” ujarnya, Jumat (9/10).

Ia mengatakan, rights issue yang masuk ke dalam skema Penyertaan Modal Negara (PMN) tersebut terancam hanya diserap oleh pemerintah saja dengan nilai Rp 3,5 triliun. Hal tersebut karena belum ada pembeli siaga selain pemerintah dan minimnya penyerap potensial.

“Yang 'makan' pemerintah saja,” ungkapnya. Direktur Pengembangan Antam Johan Nababan mengamini hal tersebut ketika dihubungi. Ia mengaku investor terkendala jatuhnya harga komoditas nikel, dimana dana hasil rights issue Antam bakal digunakan untuk pembangunan pabrik feronickel.

“Hasil roadshow tidak sesuai harapan karena faktor harga komoditas nikel yang rendah, dan mereka (investor) pesimistis dan menilai harga nikel agak lama rebound,” ungkapnya. Ia menjelaskan, dengan PMN Rp 3,5 triliun yang diterima Antam untuk P3FH (Proyek Penbangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur), kepemilikan saham pemerintah di Antam naik dari 65 persen. Sedangkan, lanjutnya pemerintah ingin kepemilikannya di Antam tetap 65 persen dan publik lewat pasar modal 35 persen.

“Rights issue dilaksanakan agar pemerintah mendapatkan haknya kembali,” jelasnya.  Kendati demikian, Johan mengaku pihaknya bakal tetap menggelar rights issue. Ia mengaku, meski hanya pemerintah yang menyerap saham yang dilepas nantinya, dana yang ada masih mencukupi untuk pembangunan pabrik feronikel tersebut.

“Rights issue tetap dijalankan dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) sudah dilaksanakan pada 7 Oktober lalu. Antam tidak bergantung pada hasil rights issue karena financing need (Pre Operating Expenses, Investment Cost, Working Capital, Contigencies) untuk proyek P3FH sudah cukup dengan Rp 3,5 triliun dana PMN,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Antam telah mematok harga penawaran rights issue di angka Rp 371 per lembar saham. Perusahaan pelat merah tersebut telah melakukan roadshow Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) ke Kuala Lumpur, Singapura, dan Hongkong. Adapun dana hasil PUT I tersebut bakal dikucurkan untuk penyelesaian proyek tersebut yaitu untuk meningkatkan nilai tambah cadangan nikel yang dimiliki Perseroan melalui peningkatan kapasitas produksi feronikel perseroan.

Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim Tahap I tersebut memiliki total estimasi biaya sekitar Rp 3,5 triliun dengan kapasitas produksi sebesar 13.500-15.000 TNi per tahun dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2018.  Sampai dengan 31 Agustus 2015, Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel telah menyelesaikan konstruksi beberapa fasilitas pendukung diantaranya camp site, main office, port and jetty dan water intake facility. Secara keseluruhan, konstruksi Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim telah mencapai 6 persen.

No comments:

Post a Comment