PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) meraup laba bersih konsolidasi Rp 569 miliar pada tahun 2013 (Laba konsilidasi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2013 sebesar Rp 538 Miliar). Pencapaian ini lebih besar 18,3 persen atau Rp 88 miliar dibanding tahun sebelumya..
Demikian laporan keuangan AMRT dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Rabu (25/6/) lalu. Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Feny Djoko Susanto, menyebutkan, peningkatan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan bersih menjadi Rp 34,9 triliun, naik sebesar 28,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, pencapaian-pencapaian tersebut juga ditopang oleh ekspansi usaha Perseroan serta efisiensi yang secara konsisten dilaksanakan sehingga tingkat marjin dapat terus dipertahankan.
"Kinerja yang diraih selama periode 2013 tersebut tidak terlepas dari konsistensi semua karyawan baik di kantor pusat, cabang maupun toko dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada pelanggan maupun principal. Selain itu, inovasi program marketing terpadu dan layanan jasa lain seperti pembayaran cicilan motor, tagihan PLN, telepon, pembayaran dan reservasi tiket kereta api, Top up XL Tunai, kiriman uang melalui wesel BNI, pembayaran kode booking tiket pesawat dan sebagainya juga turut memberikan sumbangsih terhadap pencapaian perseroan sepanjang 2013 secara keseluruhan,” paparnya.
Sepanjang tahun 2013, Perseroan yang berkibar dengan minimarket Alfamart ini, terus berekspansi dengan membuka 1.494 toko baru dengan 460 toko diantaranya adalah waralaba. Untuk memperluas pangsa pasar dan menambah kapasitas pelayanannya, selama tahun 2013 Perseroan juga telah menambah 3 gudang baru yaitu di Jambi, Pekanbaru (Riau) dan Banjarmasin (Kalimantan Selatan).
"Tentunya ekspansi yang telah dilakukan tersebut berimbas pada peningkatan jumlah aset konsolidasian Perseroan yang meningkat dari Rp 8,9 triliun di tahun 2012 menjadi Rp 11 triliun di akhir tahun 2013 atau naik sebesar 22,6 persen," ujar dia.
Corporate Communication General Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Nur Rachman, pihaknya mendukung kegiatan Pasar Murah yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Perdagangan RI yang dilaksanakan pada 26 Juni-22 Juli 2014.
“Pasar Murah digelar setiap tahunnya dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan yang juga diikuti oleh anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) untuk mendukung program Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat dalam menjaga Stabilitas Harga dan pasokan kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi dengan baik” sebut Nur.
Nur menjelaskan, bagi warga kurang mampu akan diberikan kupon untuk dapat membeli paket sembako murah berisi minyak goreng, gula, mie instan, sirup dengan potongan hingga 50 persen. Pasar Murah Ramadhan akan diselenggarakan perusahaan ritel ini di seluruh Indonesia, yang tersebar di 23 kota, yakni Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Karawang, Bandung, Cimahi, Cirebon, Cilacap, Semarang, Klaten, Malang, Surabaya, Jember, Bali, Lombok, Lampung, Palembang, Jambi, Pekanbaru, Medan, Makassar, dan Banjarmasin.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk akan melebarkan sayapnya dengan membuka gerai di negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Wakil Presiden Direktur Alfamart Pudjianto mengatakan, kemungkinan pada awal tahun 2014, Alfamart akan hadir di suatu negara di kawasan Asia Tenggara. Namun, ia tak menyebut secara rinci negara yang dimaksud.
"Coming soon. Tapi tahun depan, di ASEAN-lah. Cuma sayang Filipina masih sangat bencana. Kita harus ikut prihatin," kata Pudjianto, Selasa (12/11/2013). Menurut Pudjianto, perseroan tinggal membuka gerai. Adapun barang yang akan dijual saat ini seluruhnya masih barang asli negara tersebut. Pudjianto mengaku, saat ini yang terpenting adalah membentuk jalur distribusi.
"Kalau menjual produk dari Indonesia, itu menjadi tujuannya pada suatu saat, karena kami punya jaringan negara lain. Seperti Indomie, terasi yang saat ini tidak ada di sana, nantinya bisa kami sediakan," jelasnya.
Pudjianto mengakui, ekspansi gerai tersebut akan dilakukan secara bertahap. Namun, wajarnya, jika ingin membuka bisnis sejenis paling tidak dibutuhkan 100 hingga 200 gerai. Ini demi tercapainya skala ekonomi. Untuk melakukan ekspansi, kata Pudjianto, yang terpenting adalah memahami karakter konsumen di negara tujuan. "Itu yang penting, karena percuma kalau kita punya teknologi semaju apa pun, tapi kita tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen di sana. Karena masing-masing negara berbeda," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment