Para pedagang di Pasar Klender, Jakarta Timur, mengeluhkan sepinya pasar dari pengunjung. Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya pendapatan mereka. Menurut mereka, salah satu penyebabnya adalah menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) di sekitar pasar.
"Sepi di sini, semenjak banyaknya pedagang di luar sana (PKL). Mereka sebenarnya punya kios di dalam, tapi karena sepi ya banyak yang ke luar jualannya. Tuh lihat aja kios banyak tutup," ujar Abdullah, seorang penjual daging sapi, Senin (16/6/2014).
Dari pantauan, di dalam pasar banyak kios daging yang tutup, sementara di sekitar pasar berjajar PKL berjualan buah, sayuran, ikan, dan daging. Lapak-lapak PKL itu memakan hampir setengah badan jalan.
Hal ini menyebabkan kesemrawutan. Kendaraan sulit keluar dan masuk area pasar. Parahnya lagi, ada sebagian jalan yang ditumpuki oleh sampah organik pasar yang baunya menyengat masyarakat sekitar.
"(Alasan) yang lain lagi, karena penataan di jalan yang semrawut. Dulu di bawah kolong jembatan ini dibuka untuk kendaraan yang datang dari arah Pulogadung sama Rawamangun. Sekarang udah ditutup, tapi malah banyak PKL. Jujur saja, kita dirugikan karena itu," keluh Tarminah, seorang pedagang lain.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Humas PD Pasar Jaya, Agus Lamun membenarkan kehadiran PKL, membuat resah bagi para pedagang di dalam Pasar Klender tersebut.
"Memang benar, beberapa kios masih kosong. Tapi bukan lantas pedagang jadi turun ke jalan. PKL itu sudah ada sejak lama, bahkan jadi pesaing utama para pedagang di Pasar Klender. Kami justru minta kerja samanya, supaya PKL ditertibkan, karena mereka (PKL) bukan wewenang dari PD Pasar Jaya," terang Agus
No comments:
Post a Comment