Wednesday, June 25, 2014

Indonesia Butuh Investasi Infrastruktur Senilai Rp 5.400 Triliun

Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sarana dan Prasarana, Dedy S. Priatna, memperkirakan pembangunan infrastruktur prioritas sepanjang 2015-2019 bakal membutuhkan investasi sebesar Rp 5.452 triliun. Namun pemerintah hanya bisa menyediakan dana sekitar Rp 1.170-1.200 triliun dari kebutuhan tersebut.

“Presiden yang baru nanti selama 5 tahun akan menghadapi tantangan berat karena kemampuan pemerintah mendanai hanya 22 persen,” kata Dedy usai menghadiri Indonesia Energy Forum di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu, 25 Juni 2014. “Padahal infrastruktur itu syarat untuk majunya sebuah negara.”

Data Bappenas mencatat kebutuhan investasi ketenagalistrikan dengan skenario menengah membutuhkan dana Rp 762 triliun. Sementara untuk membangun infrastruktur energi dan gas dibutuhkan dana sebesar Rp 420 triliun.  Dedy mengatakan investasi infrastruktur ini dibutuhkan agar Indonesia dapat naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah atas. Pada 2025, pendapatan masyarakat Indonesia ditargetkan rata-rata US$ 14.250 per kapita per tahun.

Sementara itu, Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Hari Karyuliarto mengatakan perseroan siap berinvestasi rata-rata US$ 1 miliar per tahun untuk pembangunan infrastruktur gas dalam 5 tahun ke depan. Hari mengatakan infrastruktur gas yang akan dibangun di antaranya jaringan pipa dan fasilitas regasifikasi.

Investasi ini akan berfokus untuk pembangunan infrastruktur pipa dan regasifikasi. ”Kami bermimpi bukan hanya punya unit regasifikasi terapung tetapi land base, karena dengan land base semua nilai tambah LNG bisa dinikmati,” tutur Hary.Kedua pasang calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dipastikan resmi bertarung di Pemilu 9 Juli nanti. Mereka juga telah memaparkan janji-janjinya kalau terpilih. Janji kedua kandidat ini beragam, mulai dari penyelesaian masalah subsidi bahan bakar minyak, revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi, hingga masalah pembangunan infrastruktur.
Untuk masalah infrastruktur, Jokowi-JK berjanji akan membangun 2.000 kilometer jalan baru di seantero negeri. Selain itu, pasangan ini juga berjanji membangun masing-masing sepuluh pelabuhan, bandara, dan kawasan industri baru untuk mendukung perekonomian. Mereka juga berjanji bakal ada efisiensi perjanjian bisnis menjaid hanya 15 hari bila mereka terpilih.

Selain itu, Jokowi-JK juga menjanjikan pembangunan 5.000 pasar tradisional serta memodernisasi pasar tradisional lama. Sedangkan untuk kepentingan riset, Jokowi-JK janji akan membangunscience park dan techno park di daerah-daerah. Visi misi pasangan Prabowo-Hatta soal infrastruktur juga tidak jauh berbeda dengan pasangan Jokowi-JK. Prabowo-Hatta juga berjanji membangun 3.000 kilometer jalan baru dan 4.000 kilometer rel kereta api baru dengan transportasi kereta api sebagai prioritas pembangunan. Selain itu, kandidat ini juga berjanji membangun 2.000 menara rumah susun dengan 5 persen bunga bagi penyewa prioritas.

Prabowo-Hatta juga berjanji akan membangun kawasan ekonomi khusus yang terintegrasi dengan pariwisata, properti, pendidikan, dan industri kreatif. Mereka akan mengalokasikan 10 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara untuk program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kandidat ini juga menjanjikan dana Rp 1 miliar untuk setiap desa dalam satu tahun demi percepatan permbangunan infrastruktur desa.

No comments:

Post a Comment