Friday, June 27, 2014

Potensi Bisnis Animasi Indonesia Capai 300 Triliun Rupiah Setelah Indonesia Terlibat Dalam Pembuatan Animasi Transformer dan Iron Man

Indonesia memiliki potensi ekonomi kreatif yang sangat besar. Setidaknya, potensi ekonomi dari sektor ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 300 triliun. Oleh karena itu, Sutrisno Iwantono, Ketua Komite Bidang Riset dan Pengembangan Industri Kreatif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, menilai penting bagi presiden baru untuk mengembangkan ekonomi kreatif. "Kita tidak boleh lagi eksploitasi sumber daya alam seperti pertambangan atau plantation yang merusak lingkungan. Ekonomi kreatif tidak berbasis sumber daya alam, tetapi sumber daya manusia," tuturnya kala berbincang, Jumat (27/6/2014).

Industri ekonomi kreatif Indonesia, lanjut pria yang akrab disapa Iwan ini, masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Padahal Indonesia memiliki potensi, seperti di bidang animasi. Sejumlah anak muda Indonesia terlibat dalam penggarapan film Hollywood yang menggunakan animasi seperti The Transformers atau Iron Man.

Selama ini belum ada dukungan pemerintah terhadap ekonomi kreatif. Dia melihat, pelaku ekonomi kreatif mengapresiasi visi-misi calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Hatta. Dalam beberapa kali debat kandidat, baik Prabowo maupun Hatta mengemukakan dukungannya terhadap ekonomi kreatif.

Orang-orang kreatif ini gembira dengan visi ekonomi yang mengedepankan knowledge and creativity. Kami memberikan apresiasi tinggi terhadap program Prabowo - Hatta. Untuk menumbuhkan ekonomi kreatif, tambah Iwan, harus melalui pendidikan. "Pendidikan yang lebih berorientasi kepada skill, misalnya merancang multimedia. Kemudian di bidang seni-budaya. Kita memiliki banyak etinis dengan berbagai budaya lokal. Namun belum menghasilkan nilai ekonomi," paparnya.

Unsur budaya, menurut Iwan, bisa diberi sentuhan teknologi tanpa meninggalkan akarnya. "Yang penting dikemas dengan lebih bagus," ujarnya.

Program ini, demikian Iwan, bisa diserahkan kepada Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. "Kemenkop UKM berfungsi untuk mencetak wirausaha baru. Tidak boleh konvensional, harus hi-tech dan hi-knowledge. Lalu Kemenparekraf menciptakan pusat-usat pengembangan di tingkat lokal," jelasnya.

No comments:

Post a Comment