Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi Juni 2014. Bulan lalu, BPS mencatat terjadi inflasi 0,43% secara bulanan. Sementara inflasi Juni 2014 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,7%.
Demikian dikemukakan Suryamin, Kepala BPS, di kantor pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta, Selasa (1/7/2014). "Sejak 2010, inflasi Juni tahun ini paling rendah. Juni 2010 itu 0,97%, kemudian Juni 2011 adalah 0,55%, Juni 2012 adalah 0,62%, dan Juni 2013 sebesar 1,63%," paparnya.
Oleh karena itu, Suryamin menilai inflasi Juni tahun ini cukup terkendali. "Dalam 5 tahun terakhir, ini yang terendah. Jadi memasuki Ramadhan, ini cukup terkendali," ujarnya. Penyebab inflasi bulan lalu, lanjut Suryamin, utamanya disebabkan oleh kenaikan harga di kelompok bahan makanan dengan andil 0,19%. Sejumlah bahan pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain daging ayam ras dan telur ayam ras.
Selain itu, kenaikan tarif listrik yang berlaku per 1 Mei juga mulai terlihat dampaknya dan menyumbang inflasi pada Juni. "Dari komponen listrik dan bahan bakar ada sumbangan inflasi 0,09%. Ada kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) pada Mei yang dampaknya terlihat bulan lalu," jelas Suryamin.
Sebelum rilis BPS, Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, mengatakan sejumlah barang yang mengalami kenaikan harga pada Juni adalah bahan makanan, makanan jadi, minuman, serta rokok dan tembakau. "Menjelang bulan puasa, permintaan akan cenderung meningkat sehingga berimbas pada melonjaknya harga. Masyarakat pun kembali melakukan peningkatan aksi beli sehingga membuat harga barang-barang konsumer mengalami kenaikan," paparnya.
Dian Ayu Yustina, Ekonom Bank Danamon, memperkirakan inflasi sepanjang tahun ini cukup moderat. Dia memproyeksi inflasi akan berada di kisaran 5,56% pada akhir 2014. "Ini sedikit di atas perkiraan BI yaitu 4,5% plus minus 1," ujarnya.
Tahun ini, lanjut Dian, kemungkinan lonjakan inflasi relatif kecil karena pemerintah sepertinya tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). "Kenaikan harga BBM pada tahun ini kemungkinan tidak ada. Ini lebih ke tanggung jawab pemerintahan baru," katanya.
No comments:
Post a Comment