Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan bahwa perikanan menjadi sektor yang cukup menarik untuk dibidik sebagai unit bisnis yang dijalankan Bulog. "Selain sebagai penyangga, Bulog juga dituntut untuk menghidupi korporasi sehingga bisnis menjadi cara yang paling rasional," ia menjelaskan seusai mengikuti rapat koordinasi stabilitas harga pangan di Kementerian Keuangan, pada Selasa, 10 Juni 2014.
Sektor perikanan, menurutnya, juga termasuk sebagai bahan pangan atau logistik yang diminati masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk mengabaikan sektor perikanan sebagai bisnis yang potensial di masa mendatang.
Sutarto mengaku bahwa saat ini Bulog masih dalam tahap orientasi dan belajar untuk menggeluti bisnis perikanan. "Sudah ada di Kalimantan Timur dengan komoditas terbesar yang digarap ialah ikan bandeng dan ikan kembung," ia mengatakan. Kedua komoditas itu masih dipasarkan dalam bentuk ikan segar dan ikan beku, sehingga tidak melalui proses olahan lebih lanjut.
Namun berkaitan dengan proyeksi ekspor di bisnis perikanan, Sutarto mengaku bahwa Bulog masih mengandalkan pihak ketiga sebagai eksportir. "Skala pengembangan ekspor perikanan yang dikerjakan Bulog masih kecil sehingga kami juga ingin terus belajar lewat pihak ketiga tersebut," ia menambahkan.
Data 2014 yang dipaparkan Soetarto menunjukkan bahwa pendapatan Bulog dari bisnis perikanan mencapai Rp 7,9 miliar. "Angka itu naik 20 persen dibandingkan tahun lalu" jelasnya.
Menanggapi hal ini, Riyono, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia, berharap nantinya Bulog bisa menjadi penyangga di sektor perikanan, seperti halnya yang telah dilakukan pada komoditas logistik lainnya. "Agar nelayan bisa mendapatkan jaminan harga ikan yang lebih stabil," kata dia.
No comments:
Post a Comment