Penguatan dolar di pasar global serta hasil debat calon presiden yang tidak memuaskan membuat pelaku pasar cenderung melepas aset-aset berdenominasi rupiah.
Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah ditutup melemah 23 poin (0,20 persen) ke level 11.819 per dolar Amerika. Rupiah menyusul pelemahan yang juga dialami mata uang Asia lainnya terhadap safe haven.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan krisis politik berkelanjutan di Irak serta data-data ekonomi Amerika yang kurang meyakinkan membuat dolar kembali perkasa. "Faktor geopolitik ini membuat pelaku pasar menghindari risiko dengan melepas aset-asetnya dan mencari aman dengan membeli dolar."
Agresi kelompok militan hampir menguasai 70 persen kota di Irak. Bila ibu kota lepas ke tangan pemberontak, kestabilan politik di Timur Tengah semakin terancam. Akibatnya, pasokan minyak ke negara Eropa dan AS juga bakal terhambat. Kondisi ini kemudian memunculkan spekulasi Amerika Serikat akan memberikan bantuan ke pemerintah Irak.
Dari dalam negeri, pelaku pasar tidak puas dengan hasil debat calon presiden Minggu (15/6) malam. Pasalnya, kedua kandidat tidak secara jelas menyebutkan solusi dari masalah-masalah fundamental yang ada di Indonesia.
"Mereka tidak menyinggung hal-hal yang ditunggu pasar, seperti pengendalian inflasi, cara mengatasi defisit perdagangan, dan masalah regulasi ekspor," ungkap Daru.
Di pasar regional, dolar menguat terhadap seluruh mata uang. Yuan melemah 0,22 persen ke 6,2244 per dolar AS, rupee melemah 0,51 persen ke 60,076 per dolar AS, ringgit melemah 0,2 persen ke 3,225 per dolar AS, dan pes merosot 0,30 persen ke 43,92 per dolar AS.
No comments:
Post a Comment