Monday, October 6, 2014

4 Langkah BI Hadapi Kebijakan Bank Sentral Amerika The Fed

Bank Indonesia mencermati adanya kemungkinan normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat akan dilakukan lebih cepat, seiring dengan membaiknya data ekonomi negeri tersebut.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, tingkat pengangguran turun menjadi 5,9 persen, terendah sejak Juli 2008, sedangkan payrolls meningkat sebesar 248.000 pekerja. Hal itu menunjukkan terjadinya kenaikan serapan tenaga kerja di AS.

Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo mengatakan, mengantisipasi kondisi global tersebut yang paling utama dilakukan Indonesia adalah terus meningkatkan perbaikan struktural perekonomian.

Pertama, kata Agus, fundamental ekonomi yang perlu diperhatikan adalah menjaga inflasi agar tetap di kisaran target inflasi yang sudah dicanangkan dan diinginkan pemerintah. Sebagai informasi, dalam APBN Perubahan 2014, pemerintah menargetkan inflasi tahun ini di level 5,3 persen.

Kedua, BI menekankan agar pemerintah memberikan perhatian pada upaya perbaikan neraca transaksi berjalan, yang hingga saat ini masih mengalami defisit. Meski begitu, Agus juga mengapresiasi bahwa defisit neraca transaksi berjalan tahun ini menunjukkan perbaikan lebih cepat dari perkiraan BI.

“Jadi upaya untuk memperbaiki transaksi berjalan perlu terus diupayakan,” kata dia. Adapun upaya ketiga adalah, pemerintah diharapkan terus menjaga kesehatan fiskal. Saat ini Indonesia tengah terbelit defisit fiskal yang serius.

Sementara upaya keempat, pemerintah juga harus memperhatikan utang luar negeri agar tak terus membengkak. “Jadi keempat ini kebetulan semuanya sudah kita kaji, dan sudah kita lakukan respon agar menunjukkan kondisi membaik. Sehingga itu kita harapkan akan memperkuat ekonomi Indonesia,” tukas Agus.

Bank Sentral Amerika (The Fed) kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Rate). Jika hal itu terjadi, dana mungkin akan tertarik ke Amerika Serikat.

Mengantisipasi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, BI akan mempersiapkan diri dengan memperkuat koordinasi dengan pemerintah. BI sendiri akan mempersiapkan bauran kebijakan.

Menurut Agus, yang terpenting adalah mempersiapkan ekonomi Indonesia agar kuat dan tetap menjadi prioritas pengelolaan dana. "Untuk Bank Indonesia, tentu kita akan mempersiapkan diri dengan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan di Bank Indonesia tentu kita akan mempersiapkan suatu bauran kebijakan yang akan menekan di aspek makro prudensial," ujar Agus di Jakarta, (12/9/2014).

Namun, sampai akhir 2014 ini, BI masih akan menetapkan kebijakan moneter ketat. Hal ini, menurut Agus, untuk memastikan inflasi berada di pola normal.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyatakan tidak terlalu khawatir. Dia mengungkapkan bahwa kenaikan Fed Rate malah memperjelas keadaan.

"Setelah harga BBM naik kemudian inflasi mulai turun, pada saat bersamaan suku bunga Amerika makin jelas, suku bunga Amerika makin naik itu makin bagus sebenernya. Daripada kita nunggu-nunggu nggak naik-naik. Tapi kita waswas terus," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment