Thursday, October 2, 2014

Mega Proyek Tol Trans Sumatera Mulai Dikerjakan

Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan dua rute jalur tol Trans Sumatera akan segera diluncurkan pada Jumat, 10 Oktober 2014. "Insya Allah, di Medan, mereka sedang bekerja superkeras," ujarnya di kantornya, Kamis, 2 Oktober 2014.

Berdasarkan uji kelayakan yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara, pemerintah akhirnya memutuskan ruas Medan-Binjai dan Palembang-Indralaya yang paling realistis dikerjakan segera. "Kalau bisa langsung groundbreaking, ya langsung," kata Chairul.

Pemilihan dua rute tersebut dilandaskan pada pertimbangan perizinan lahan yang sudah dikantongi keduanya saat ini. Untuk ruas Medan-Binjai sepanjang 16,8 kilometer, pembebasan tanahnya sudah selesai 70 persen. Sedangkan pembebasan lahan untuk ruas Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer baru selesai 30 persen. "Makanya, kita pusatkan pencanangan di Medan-Binjai," ujar Chairul.

Chairul menjelaskan, untuk tahap awal pengerjaan, pelaksanaan proyek di dua ruas itu berasal dari kantong internal PT Hutama Karya (persero) selaku pelaksana proyek. "Soal rinciannya, tanya Hutama Karya dan BUMN," tuturnya.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pemilihan dua ruas awal megaproyek sepanjang 2.700 kilometer itu merupakan kewenangan Hutama Karya dengan memperhitungkan kesiapan lahan. "Dia diberi kekuasaan bisa menetapkan mana dulu," ujarnya.

Dalam pelaksanaan itu, Hutama Karya ditunjuk pemerintah bukan sebagai kontraktor, tapi sebagai badan usaha jalan tol. BUMN itu harus mendapatkan persetujuan pendanaan dari perbankan untuk selanjutnya dilaksanakan tender kontraktor. "Jadi agak lama," ujar Djoko.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Carmelita Hartoto menilai tak semua ruas tol trans Sumatera akan mengundang investor. Dari empat ruas yang direncanaka, hanya ruas Medan-Binjai dan Pekanbaru-Dumai yang dinilai padat secara ekonomi. "Dua rute itu memang padat secara ekonomi, dari dulu sudah ditawarkan ke investor,"kata Carmelita yang dihubungi Tempo pada Ahad, 13 Juli 2014. Sementara ruas sisanya yakni Bakauheni-Lampung dan Palembang-Indralaya dinilai tak menarik buat investor.

Carmelita mencontohkan, rute Pekanbaru-Dumai diperlukan karena akan mempercepat jalur distribusi dibanding dengan menggunakan moda transportasi laut. Transportasi darat melalui tol dinilai Carmelita lebih efisien karena masing menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi. Selain itu, bila menggunakan kapal, tarif di pelabuhan cenderung lebih mahal dan muatan kapal laut belum berimbang.

Namun, tidak semua ruas membutuhkan jalur darat. Secara umum, Carmelita mengatakan distribusi barang tetap lebih murah dengan menggunakan moda transportasi laut. Kehadiran tol trans Sumatera, menurut dia, akan memperlancar mobilisasi barang di kawasan Sumatera dan memperbaiki biaya logistik. "Meski demikian, saya kira dampaknya bagi industri tidak signifikan," kata Carmelita lagi.

Ruas tol trans Sumatera direncanakan akan mulai dibangun pada 9 Oktober mendatang. Tol ini nantinya akan saling terintegrasi dan menyambungkan Pulau Sumatera dari Aceh hingga Lampung.

No comments:

Post a Comment