Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung meresmikan sembilan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Bojonegoro, Jawa Timur, pada Rabu, 8 Oktober 2014. Sembilan PLTU itu menghasilkan daya 2.093 megawatt yang dipasok untuk mengurangi peggunaan bahan bakar minyak lebih dari 1 juta kiloliter per tahun. Dengan berkurangnya konsumsi BBM, negara bisa berhemat Rp 8,81 triliun per tahun.
Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji mengatakan proyek PLTU didirikan untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik dan meningkatkan keandalan pasokan. "Sekaligus mengurangi konsumsi BBM yang mahal," ujarnya pada Selasa, 8 Oktober 2014.
PLTU baru tersebut adalah bagian dari program percepatan pembangkit listrik (fast track program/FTP) 10.000 megawatt tahap I. PLTU yang masuk tahap I adalah PLTU Nagan Raya 2 x 110 MW di Aceh, PLTU Tanjung Balai Karimun 2 x 7 MW (Kepulauan Riau), PLTU Teluk Sirih 2 x 112 MW (Sumatera Barat), PLTU Tarahan Baru 1 x 100 MW (Lampung), PLTU Pelabuhan Ratu 3 x 350 MW (Jawa Barat), PLTU Tanjung Awar-Awar 1 x 350 MW (Jawa Timur), PLTU Barru 2 x 50 MW (Sulawesi Selatan), dan PLTU Kendari 1 x 10 MW (Sulawesi Tenggara).
Sedangkan PLTU Mataram unit 3 di Nusa Tenggara Barat berkapasitas 25 MW tak termasuk FTP I. Nur mengklaim realisasi proyek FTP I mencapai 73 persen. Adapun sisanya masih dibangun. "Sisanya selesai tahun depan," ujarnya.
FTP I dimulai sejak 2006 dan semula dijadwalkan bisa rampung pada 2010. Namun sejumlah kendala teknis, seperti pembebasan lahan dan kontraktor yang tak memenuhi pekerjaan, membuat penyelesaian proyek mundur.
No comments:
Post a Comment